Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah naik lebih dari US$ 1 per barel di awal pekan ini. Hal ini didukung oleh penurunan produksi dan tanda-tanda pemulihan permintaan secara bertahap di tengah pelonggaran pembatasan akibat penyebaran virus corona.
Selain itu, harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) yakni jenis West Texas Intermediate juga tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan harga saat berakhirnya kontrak berjangka seperti yang terjadi pada bulan lalu.
Mengutip Reuters, Senin (18/5) pukul 13.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Juli 2020 di ICE Futures naik US$ 1,33, atau 4,1%, ke US$ 33,83 per barel. Ini adalah level tertinggi sejak 13 April.
Serupa, harga minyak mentah WTI kontrak pengiriman Juni 2020 di Nymex naik US$ 1,65, atau 5,6%, pada US$ 31,08 per barel. Ini juga rekor tertinggi sejak 16 Maret.
Baca Juga: Harga minyak naik lebih dari US$ 1 menjelang berakhirnya minyak WTI kontrak Juni
Sementara untuk harga WTI kontrak Juli 2020 yang lebih aktif, harga minyak telah naik US$ 1,53 menjadi US$ 31,05 per barel.
"Harga minyak mungkin menunjukkan momentum kenaikan lebih lanjut karena pelonggaran pembatasan mobilitas tumbuh," kata Stephen Innes, kepala strategi pasar global di AxiCorp dalam sebuah catatan. Hal tersebut merujuk pada pelonggaran pembatasan yang dirancang untuk melawan penyebaran virus corona.
Kontrak WTI Juni berakhir pada hari Selasa (19/5), tetapi ada sedikit indikasi WTI mengulangi kejatuhan bersejarah di bawah nol yang terlihat bulan lalu pada malam berakhirnya kontrak Mei. Kala itu, harga minyak berada di titik nadir nya setelah tanda-tanda bahwa permintaan untuk minyak mentah dan bahan bakar jatuh.