Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Harga minyak mentah merangkak naik pada hari Kamis (14/5), didukung oleh penurunan mengejutkan dari persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS). Tetapi penguatan harga dibatasi oleh kekhawatiran bahwa potensi gelombang kedua pandemi virus corona dapat memicu kebijakan lockdown baru dan membanting permintaan bahan bakar sekali lagi.
Mengutip Reuters, Kamis (14/5) pukul 08.00 WIB, harga minyak Brent kontrak pengiriman Juli 2020 di ICE Futures naik 6 sen, atau 0,2%, menjadi US$ 29,25 per barel.
Serupa, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juni 2020 di Nymex naik 8 sen, atau 0,3%, menjadi US$ 25,37 per barel.
Baca Juga: Wall Street anjlok setelah Jerome Powell peringatkan pelemahan ekonomi AS lebih dalam
Kenaikan tipis harga emas hitam ini datang setelah stok minyak mentah di AS yang sudah mengembang sejak pertengahan Januari karena turunnya permintaan bahan bakar di seluruh dunia sebagai akibat dari pandemi virus corona, mulai turun
Energy Information Administration melaporkan, persediaan minyak mentah AS turun 745.000 barel menjadi 531,5 juta barel pada pekan yang berakhir 8 Mei. Hal ini menjadi angin segar setelah pelaku pasar memprediksi persediaan minyak AS naik 4,1 juta barel.
"Stok minyak mentah komersial AS secara tak terduga turun minggu lalu, menambah bukti yang berkembang bahwa pasar minyak AS telah melewati yang terburuk," kata Capital Economics dalam sebuah catatan yang diterima Reuters.
Harga telah meningkat dalam dua minggu terakhir karena beberapa negara melonggarkan pembatasan dan penguncian akibat penyebaran virus corona. Ini memberikan harapan untuk kenaikan permintaan bahan bakar lebih lanjut.
Suasana di pasar komoditas juga cukup baik setelah sejumlah produsen utama meningkatkan komitmen pemangkasan produksi guna membantu memulihkan keseimbangan antara pasokan dan permintaan.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia sepakat pada bulan April untuk mengurangi produksi mereka sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) pada bulan Mei dan Juni.
Baca Juga: Gagal bujuk perusahaan minyak, Irak hanya pangkas produksi minyak 700.000 per hari
Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC, juga mengatakan akan memangkas produksi minyaknya dengan tambahan 1 juta barel per hari menjadi 7,5 juta barel per hari mulai Juni mendatang.
Di Eropa, permintaan bensin dan solar telah mulai pulih setelah sejumlah pemerintah melonggarkan pembatasan dan lalu lintas kendaraan di kota-kota besar pun mulai terlihat.
Namun, kekhawatiran atas kemungkinan gelombang kedua membebani harga karena kasus virus corona baru telah muncul di Korea Selatan dan China setelah mereka pelonggaran pembatasan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News