kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak naik tiga hari beruntun, WTI capai US$ 82,03 per barel di pagi ini


Selasa, 09 November 2021 / 09:53 WIB
Harga minyak naik tiga hari beruntun, WTI capai US$ 82,03 per barel di pagi ini
ILUSTRASI. Harga minyak mentah naik untuk tiga hari berturut-turut


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak menguat untuk sesi ketiga pada hari ini karena pengesahan RUU infrastruktur di Amerika Serikat (AS), kenaikan ekspor China dan pemulihan global pasca pandemi yang mengangkat prospek permintaan bahan bakar.

Selasa (9/11), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Januari 2021 naik 8 sen menjadi US$ 83,51 per barel. Pada sesi sebelumnya, Brent naik 0,8%.

Setali tiga uang, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Desember 2021 naik 10 sen ke US$ 82,03 per barel. WTI juga menguat 0,8% pada hari sebelumnya.

Sentimen dari RUU infrastruktur yang bernilai US$ 1 triliun yang merupakan inisiasi dari Presiden AS Joe Biden, yang telah lama tertunda, akhirnya disahkan Kongres pada akhir pekan, membatu penguatan harga minyak di awal pekan.

Baca Juga: Harga minyak naik tiga hari beruntun di tengah potensi kenaikan permintaan

Selain itu, data ekspor China yang lebih baik dari perkiraan turut melukiskan gambaran terhadap ekonomi global yang lebih ekspansif.

"Lebih banyak pertumbuhan konsumsi menunggu setelah perjalanan dimulai dengan sungguh-sungguh dan permintaan bahan bakar jet meningkat," kata analis komoditas JPMorgan Chase dalam sebuah catatan.

JPMorgan menambahkan, permintaan global untuk minyak pada November sudah hampir kembali ke tingkat pra-pandemi yakni mencapai 100 juta barel per hari (bph).

Tetapi karena produsen utama mempertahankan disiplin pasokan yang ketat pada Oktober, yang akhirnya membuat harga minyak naik ke level tertinggi dalam tujuh tahun. Itu juga membuat harga bahan bakar naik.

Biden, bagaimanapun, dapat mengambil langkah-langkah pada awal minggu ini untuk mengatasi kenaikan harga bensin, jelas Sekretaris Energi Jennifer Granholm pada hari Senin.

Baca Juga: Impor minyak mentah China pada Oktober anjlok ke level terendah dalam tiga tahun

"Dia tentu melihat opsi apa yang dia miliki dalam waktu terbatas yang mungkin dimiliki seorang presiden untuk mengatasi biaya bensin di pompa, karena ini adalah pasar global," kata Granholm kepada MSNBC dalam sebuah wawancara.

Meskipun pasar lebih ketat, berdasarkan jajak pendapat Reuters, persediaan minyak mentah AS diperkirakan telah meningkat selama tiga minggu berturut-turut. Ini mungkin membantu membatasi kenaikan lebih lanjut.

Selanjutnya: Kerugian akibat investasi bodong mencapai Rp 117 triliun dalam 10 tahun terakhir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×