kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak naik lebih dari 23% sejak awal tahun, ini prediksi selanjutnya


Rabu, 17 Februari 2021 / 19:58 WIB
Harga minyak naik lebih dari 23% sejak awal tahun, ini prediksi selanjutnya
ILUSTRASI. Harga minyak kembali menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 13 bulan terakhir.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 13 bulan terakhir. Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Rabu (17/2) pukul 16.50 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) sempat menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 13 bulan di US$ 60,28 per barel, menguat 0,38% dalam sehari.

Sedangkan untuk brent crude (ICE) sempat menyentuh level US$ 63,76 per barel, menguat 0,65% dari harga penutupan kemarin. Harga minyak WTI sudah menguat 23,96% sejak awal tahun. Sedangkan harga minyak Brent menguat 23,04% sejak awal tahun.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengungkapkan, kenaikan harga minyak mentah beberapa waktu terakhir dipengaruhi berbagai faktor. Salah satunya, dampak dari pemangkasan produksi yang dilakukan Arab Saudi sekitar 1 juta barel per hari selama Februari dan Maret 2021. "Optimisme pemulihan ekonomi global juga ikut mendorong penguatan harga minyak," jelas Ariston kepada Kontan.co.id, Rabu (17/2).

Selain itu, sentimen terkait kemajuan program vaksinasi di beberapa negara, disertai dengan penurunan kasus harian Covid-19 secara global, ikut menopang optimisme pelaku pasar ke depan. Menurut Ariston, kemajuan pengendalian kasus Covid-19 bakal menjadi faktor utama penggerak harga minyak ke depan. "Kasus Covid-19 yang terkendali, bakal meningkatkan harga minyak mentah," ujar dia. 

Baca Juga: Ada potensi koreksi sesaat, harga minyak berpeluang menyentuh US$ 65 per barel

Ditambah lagi, faktor cuaca dingin ekstrem yang tengah melanda daerah produksi minyak mentah di Texas Amerika Serikat (AS), turut memicu penguatan harga minyak mentah ke depan. Untuk itu, Ariston memprediksi pergerakan harga minyak WTI kemungkinan mampu menyentuh level US$ 65 per barel, sekaligus menjadi level resistance tahun ini. 

Sedangkan untuk level support berada di kisaran US$ 50 per barel. "Melihat adanya potensi kenaikan, bisa buy dengan memasang stop loss," pungkas Ariston.

Baca Juga: Harga minyak terkoreksi tipis pada awal perdagangan Rabu (17/2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×