kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Naik Gara-Gara Masalah Produksi dan Distribusi


Senin, 30 Mei 2022 / 17:02 WIB
Harga Minyak Naik Gara-Gara Masalah Produksi dan Distribusi
ILUSTRASI. Kenaikan harga minyak akibat produksi minyak mentah dunia yang belum kembali normal.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia kembali naik. Kenaikan harga minyak akibat produksi minyak mentah dunia yang belum kembali normal pasca Covid-19 dan pasokan ketersediaan minyak mentah dunia yang sedikit. 

Ditambah, sanksi larangan impor minyak Rusia yang diberikan Uni Eropa atas invasi militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina. 

Mengutip Barchart, Senin (30/5), harga minyak mentah berjangka Brent kontrak Juli naik 0,70% ke level US$ 120,27 per barel pada pukul 15.50 WIB. Sementara, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS kontrak Juli naik 0,72% menjadi US$ 115,90 per barel.

Baca Juga: Harga Emas Menguat Akibat Potensi Kenaikan Suku Bunga yang Lebih Terbatas

Founder Traderindo.com, Wahyu Tribowo Laksono, mengatakan kenaikan harga minyak dunia bukan hanya masalah geopolitik Rusia dan Ukraina, melainkan juga karena masalah fundamental seperti supply-demand

"Masalah produksi dan distribusi menjadi masalah fundamental ditambah efek pandemi yang masih terasa dimana tenaga kerja mahal atau langka," ujar Wahyu kepada kontan.co.id, Senin (30/5). 

Wahyu menambahkan, investasi di sektor energi sempat turun di awal tahun 2020. Investasi sangat hati hati sehingga sektor energi sulit beroperasi dan sulit produksi.

"Di sini sangat sulit untuk recovery atau setidaknya butuh waktu panjang untuk mengembalikan level produksi normalnya," ujar Wahyu. 

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Memanas Jelang Rapat Uni Eropa, WTI dan Brent Naik 0,4%

Wahyu menyebut, penguatan harga minyak tidak terlalu terpengaruh oleh penguatan nilai tukar dolar AS. Secara historis, harga komoditas cenderung turun ketika dolar menguat terhadap mata uang utama lainnya dan sebaliknya. 

Wahyu menyebut, harga minyak dan dolar sama-sama menguat sejak akhir Maret dan mencapai korelasi positif tertinggi sejak Mei 2019. 

"Korelasi terbalik yang biasa antara minyak dan dolar tetap tidak berubah pada 2020 dan hingga awal 2021 karena permintaan minyak mentah dirusak oleh pandemi global," ucap Wahyu. 

Baca Juga: Harga Minyak Brent Tembus US$ 120 per Barel Jelang Rapat Uni Eropa

Faktor lain yang berkontribusi pada pemutusan antara dolar yang lebih kuat dan harga minyak adalah fakta bahwa krisis energi saat ini telah menekan Eropa paling keras. 

"Secara historis, krisis energi dan guncangan inflasi berpusat di AS dan karenanya dolar bearish. Wilayah Eropa yang paling bergantung pada impor energi Rusia sekarang menjadi pusat krisis, dan sudah bergulat dengan defisit perdagangan energi yang dalam," tutur Wahyu. 

Wahyu memproyeksikan harga minyak mentah dunia masih berpotensi bullish untuk tahun 2022 berada di kisaran US$ 80 per barel-US$ 150 per barel. Dia menyebut, harga wajar minyak mentah berada di kisaran US$ 100 per barel-US$ 120 per barel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×