Sumber: Bloomberg | Editor: Edy Can
SINGAPURA. Sudah dua hari terakhir harga minyak mentah terus menguat. Pendorongnya karena industri manufaktur China yang giat berekspansi dan cadangan Amerika Serikat yang menurun.
Di New York Mercantile Exchange, harga minyak mentah untuk kontrak pengiriman Januari telah menguat 39 sen ke level US$ 87,77 per barel. Kemarin, harga minyak untuk kontrak yang sama naik sebesar 63 sen menjadi US$ 87,38 per barel.
Begitu juga minyak mentah jenis brent. Harga kontrak untuk pengiriman Januari juga naik 31 sen atau 0,3% ke level US$ 111,17 per barel di ICE Futures Europe.
Harga minyak terus naik karena data menunjukkan industri manufaktur China terus berekspansi. Hal ini ditunjukkan oleh indeks manufaktur China yang naik dari level sebelumnya sebesar 49,5.
Asal tahu saja, China merupakan negara konsumsi minyak terbesar kedua di dunia. "China telah membuktikan mempunyai fundamental yang bagus. Jika ekonomi bergerak ke level lebih tinggi mereka membutuhkan minyak," kata Chief Fund Manager Astmax Investment Management Inc. Tetsu Emori, Kamis (22/11).
Pemicu kenaikan harga minyak juga karena cadangan minyak Amerika Serikat yang menipis. Dalam sepekan yang berakhir pada 16 November lalu, cadangan minyak AS menurun menjadi 374,5 juta barel karena kegagalan impor dan kebutuhan industri yang besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News