CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Minyak masih berpeluang menguat


Kamis, 22 November 2012 / 06:19 WIB
Minyak masih berpeluang menguat
ILUSTRASI. Awas prediksi IHSG hari ini Jumat (27/8) melemah, ini kata analis


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga minyak bergerak fluktuatif. Hasil pertemuan para Menteri Keuangan Uni Eropa yang gagal mencapai keputusan tentang paket pendanaan bagi Yunani menjadi satu penyebabnya.

Harga kontrak minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2013 di Bursa Nymex, kemarin (21/11), pukul 17.15 WIB, berada di level US$ 87,36 per barel. Jika dibandingkan dengan harga sehari sebelumnya, harga minyak menanjak sebesar 0,70%. 

Pada perdagangan intraday, harga minyak sempat melemah di US$ 86,65 per barel di perdagangan siang. Pada sore hari, harga minyak terangkat ke level tertinggi sehari di US$ 87,54 per barel.

Eurogroup meeting di Brussels, gagal mencapai kata sepakat soal pemberian bailout untuk mengurangi utang Yunani. Pertemuan yang berlangsung, Selasa (20/11), hanya menghasilkan keputusan bahwa langkah pendanaan bagi Yunani akan menunggu pertemuan berikutnya pada 26 November.  

Ketidakpastian kondisi ekonomi Yunani ini membuat investor pesimistis terhadap masa depan zona Euro. Ini membuat harga minyak tertekan. Sementara itu, rilis data persediaan harga minyak di AS yang meningkat, menjadi sentimen yang mengangkat harga minyak.

Rilis The American Petroleum Institute (API) menunjukkan, persediaan minyak mentah di AS terpangkas 1,9 juta barel dalam sepekan yang berakhir pada 16 November. Namun, menurut prediksi analis yang disurvei Bloomberg, data persediaan minyak dari Departemen Energi AS akan meningkat 1 juta barel.

"Jumlah persediaan minyak di AS masih volatile. Kita sedang menunggu data dari Departemen Energi untuk mencari arah harga minyak ke depan," ujar Jonathan Barrat, CEO Barratt's Bulletin di Sydney seperti dikutip Bloomberg.  

Analis SoeGee Futures, Nizar Hilmy mengatakan, fluktuasi harga minyak terjadi akibat tarik menarik antara dua faktor fundamental, yaitu konflik di Timur Tengah dan ketidakstabilan ekonomi Eropa. Kondisi Eropa membuat euro melemah dan dollar AS otomatis menguat, sehingga harga minyak turun. "Namun, konflik di Timur Tengah menjadi faktor geopolitik yang membuat harga minyak tidak turun terlalu tajam,” ungkap Nizar, kemarin.

Proyeksi Nizar, dalam sepekan harga minyak masih akan cenderung naik di kisaran support US$ 85,50 dan resistance US$ 87,50 per barel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×