CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Harga minyak naik 16% dalam sepekan, Saudi meminta pertemuan darurat


Jumat, 03 April 2020 / 06:54 WIB
Harga minyak naik 16% dalam sepekan, Saudi meminta pertemuan darurat
ILUSTRASI. Harga minyak WTI pagi ini turun 1,38% setelah kemarin melesat hampir 25%.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melonjak tinggi pada perdagangan kemarin, harga minyak pagi ini turun tipis. Jumat (3/4) pukul 6.15 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 24,97 per barel. Harga minyak ini turun 1,38% dari harga penutupan perdagangan kemarin. Tapi dalam sepekan harga masih naik 16%.

Kamis (2/4), harga minyak WTI melesat 24,67% ke posisi US$ 25,32 per barel dari hari sebelumnya US$ 20,31 per barel. Harga minyak brent kontrak Juni 2020 di ICE Futures pun melesat 21,02% ke US$ 29,94 per barel pada perdagangan kemarin.

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia berharap Arab Saudi dan Rusia akan segera mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang harga minyak. Trump kemarin mengatakan bahwa Saudi dan Rusia bisa memangkas produksi antara 10 juta barel per hari hingga 15 juta barel per hari yang mewakili 10%-15% pasokan minyak global.

Baca Juga: Wall Street menguat terangkat kenaikan harga minyak yang mencapai lebih dari 20%

Dengan pemangkasan ini, tidak perlu lagi partisipasi pemangkasan negara lain di luar OPEC. Tapi, tidak ada detail lebih lanjut soal rencana ini.

Trump mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pangeran Mohammed bin Salman pada Kamis kemarin. "Saya berharap mereka akan memangkas sekitar 10 juta barel minyak atau lebih banyak lagi. Jika terjadi, akan SANGAT BAIK untuk industri minyak dan gas!" ujar Trump lewat Twitter.

Rusia dan Saudi tidak akur setelah kesepakatan OPEC+ runtuh pada awal Maret lalu. Kedua negara tidak sepakat soal jumlah pemangkasan produksi minyak untuk menstabilkan harga.

Rusia menolak proposal pemangkasan produksi Saudi karena telah memangkas produksi bertahun-tahun di tengah produksi minyak AS yang terus mencapai rekor sebesar 13 juta barel per hari. Kedua negara pun akhirnya menambah jumlah produksi.

Baca Juga: Minyak WTI naik 24%, Trump mengatakan Arab Saudi dan Rusia akan pangkas produksinya

Peningkatan produksi ini terjadi di tengah permintaan minyak yang turun akibat pandemi virus corona. Perusahaan-perusahaan penerbangan mengurangi frekuensi penerbangan akibat pembatasan perjalanan. Tingkat lalu lintas darat pun berkurang drastis sehingga permintaan bensin dan bahan bakar lain menurun.

Saudi yang merupakan pemimpin de facto OPEC meminta pertemuan darurat anggota OPEC dan non OPEC atau OPEC+. Menurut media pemerintah, pertemuan ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan yang adil untuk stabilisasi pasar. Tapi, belum jelas kapan pertemuan ini akan digelar.

Sementara Trump dijadwalkan bertemu dengan para eksekutif industri minyak AS pada hari ini. Pejabat senior pemerintahan AS mengatakan bahwa Trump tidak akan secara formal meminta perusahaan minyak AS untuk mengontribusi pemangkasan produksi. Pasalnya, langkah ini dilarang oleh UU persaingan usaha AS.

"Ini adalah langkah yang sangat diperlukan dan penting. Karena harga minyak US$ 20 tidak menghasilkan apa pun. Secara fisik, keran harus ditutup," kata Brian Williams, partner Carl Marks Advisors kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG tersokong kenaikan harga minyak, begini prediksinya untuk Jumat (3/4)

Permintaan minyak global diperkirakan turun sekitar 30 juta barel per hari pada bulan April, atau sepertiga dari konsumsi harian sebelumnya. Lockdown mayoritas penduduk dunia akibat virus corona menjadi penyokong utama penurunan ini.

Kemarin, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa pihaknya tidak lagi berencana menaikkan produksi dan siap bekerja sama dengan OPEC dan produsen lain untuk menstabilkan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×