CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Minyak WTI naik 24%, Trump mengatakan Arab Saudi dan Rusia akan pangkas produksinya


Kamis, 02 April 2020 / 23:24 WIB
Minyak WTI naik 24%, Trump mengatakan Arab Saudi dan Rusia akan pangkas produksinya
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Flames emerge from flare stacks at Nahr Bin Umar oilfield, north of Basra, Iraq, September 16, 2019. REUTERS/Essam Al-Sudani/File Photo


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia melompat tinggi pada perdagangan Kamis (2/4). Setelah Presiden Donald Trump mengatakan harapannya Rusia dan Arab Saudi mengumumkan pemangkasan produksi minyak.

Mengutip Bloomberg,  pukul 23.00 WIB, minyak Brent pengiriman Juni 2020 ke US$ 30,42 per barel atau 22,96%. Sedangkan, minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Mei 2020 ke US$ 25,26 per barel atau naik 24,72%.

Baca Juga: Harga minyak naik dipicu pernyataan Trump tentang gencatan Arab Saudi-Rusia

Trump mengatakan ia telah berbicara dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dan mengharapkan Arab Saudi dan Rusia untuk mengurangi produksi minyak sebanyak 10 juta hingga 15 juta barel per hari, karena kedua negara mengisyaratkan kesediaan untuk membuat kesepakatan.

Sejalan dengan itu, Arab Saudi diperkirakan akan menggelar pertemuan darurat Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC)).

Wall Street Journal melaporkan bahwa Arab Saudi akan mempertimbangkan untuk menurunkan produksi menjadi sekitar 9 juta barel per hari, atau sekitar 3 juta barel per hari kurang dari yang direncanakan untuk dipompa pada bulan April.

"Pertanyaannya akan muncul, apakah mereka dapat menyetujui sesuatu? Dibutuhkan beberapa minggu dari Brent seharga US$ 25 dan WTI seharga US$ 20 dan sepertinya Rusia lebih mudah didekati daripada sebulan lalu," kata Gene McGillian, vice president of market research at Tradition Energy di Stamford dilansir dari Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×