kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga Minyak Mulai Turun, Ini Sebabnya


Kamis, 19 Mei 2022 / 19:51 WIB
Harga Minyak Mulai Turun, Ini Sebabnya
ILUSTRASI. Harga minyak. REUTERS/Lucy Nicholson


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak bergerak menjauhi level harga tertingginya. Mengutip Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) di pasar Nymex turun 1,08% ke US$ 108,41 per barel. 

Level harga tersebut sudah jauh dari level harga tertinggi yang sempat berada di US$ 115,21 per barel pada awal Maret lalu. 

Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan harga minyak berbalik turun karena faktor penguatan dolar Amerika Serikat (AS). 

Selain itu, pelaku pasar mulai tidak khawatir mengenai krisis pasokan setelah penyulingan minyak AS meningkat. Namun, kabar ini berkebalikan dengan kondisi laporan mingguan dari persediaan minyak AS yang ternyata pada pekan lalu turun 3,4 juta barel.

Baca Juga: Ditolak Eropa, Rusia Alihkan Pasar Minyaknya ke Asia dan Kawasan Lain

Sentimen bearish juga datang dari AS yang kabarnya akan berencana memberi kelonggaran sanksi terahdap Venezuela. Pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump, AS menjatuhkan berbagai sanksi ke Venezuela dalam bentuk larangan membeli minyak asal negara itu.

Di satu sisi harga minyak yang dalam tren naik juga menyebabkan inflasi AS meningkat. Jadi, AS merasa ada kebutuhan juga untuk berupaya menurunkan harga minyak. Salah satunya dengan menambah pasokan minyak dengan melibatkan produsen besar yakni Venezuela.

"Melihat harga minyak saat ini berada di atas US$ 100 per barel sebenarnya tidak nyaman karena dapat memicu lonjakan inflasi," kata Nanang.  

Pada sisi permintaan, harapan pelonggaran lockdoen lebih lanjut di Tiongkok mendorong ekspektasi pemulihan. 

Hingga akhir tahun Nanang memproyeksikan harga minyak akan bergerak pada rentang US$ 70 per barel-US$ 90 per barel. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×