kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Harga minyak merosot 11% dalam sepekan terakhir


Senin, 26 November 2018 / 07:50 WIB
Harga minyak merosot 11% dalam sepekan terakhir
ILUSTRASI. Logo OPEC


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik tipis setelah melorot ke level terendah sejak 2015 pada akhir pekan lalu. Senin (26/11) pukul 7.31 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2019 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 50,71 per barel, naik 0,57% jika dibandingkan harga Jumat lalu pada US$ 50,42 per barel.

Sejalan, harga minyak brent untuk pengiriman Januari 2019 di ICE Futures menguat 0,99% ke level US$ 59,38 per barel dari penutupan harga pekan lalu US$ 58,80 per barel.

Harga minyak WTI masih tercatat merosot 11,35% dalam sepekan dari US$ 57,20 per barel Senin pekan lalu.. Sedangkan penurunan harga minyak brent mencapai 11,09% dari posisi Senin pekan lalu US$ 66,79 per barel.

Meski Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) diperkirakan akan memangkas produksi, penambahan produksi minyak mentah Amerika Serikat (AS) akan menjadi pendorong surplus pasokan minyak global.

Fatih Birol, Executive Director International Energy Agency (IEA) mengungkapkan, keputusan AS untuk memberikan kelonggaran atas sanksi Iran cukup mengagetkan pasar. "Alhasil, yang kita lihat sekarang adalah pasar mendapatkan pasokan yang cukup dan penurunan harga minyak mencapai US$ 20," kata dia seperti dikutip Reuters.

Sekadar mengingatkan, AS menerapkan sanksi penghentian pembelian minyak Iran mulai 4 November. Tapi, Paman Sam memberi kelonggaran sementara bagi delapan negara untuk tetap bisa membeli minyak Iran. Delapan negara ini adalah China, India, Korea Selatan, Jepang, Italia, Yunani, Taiwan, dan Turki.

Di sisi lain, ekonomi global masih menghadapi masa sulit. Birol mengatakan, sisa kapasitas produksi hanya sedikit. "Kita memasuki periode pasar minyak yang penuh ketidakpastian," ujar Birol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×