Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak kembali menanjak di awal perdagangan hari ini. Minyak masih berada di level tertinggi dalam lebih dari 7 tahun, di tengah kekhawatiran bahwa kemungkinan invasi Ukraina oleh Rusia yang dapat memicu sanksi dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Sentimen juga datang dari gangguan ekspor energi dari produsen utama dunia. .
Senin (14/2) pukul 07.30 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman April 2022 naik 1,4% ke level US$ 95,73 per barel.
Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2022 melonjak 1,6%, menjadi US$ 94,59 per barel. Bahkan di awal perdagangan WTI sempat melayang di dekat level tertinggi US$ 94,92 per barel.
Katalis yang mengerek harga minyak datang setelah komentar dari Amerika Serikat (AS) tentang serangan segera oleh Rusia di Ukraina telah mengguncang pasar keuangan global.
Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja dan mungkin membuat dalih mengejutkan untuk melakukan serangan, kata pemerintah AS pada Minggu (13/2).
Baca Juga: Harga Minyak Melonjak 3% di Akhir Pekan dan Cetak Level Tertinggi 7 Tahun
"Jika pergerakan pasukan terjadi, minyak mentah Brent tidak akan mengalami kesulitan reli di atas level US$ 100," kata analis OANDA Edward Moya dalam sebuah catatan.
"Harga minyak akan tetap sangat fluktuatif dan sensitif terhadap pembaruan tambahan mengenai situasi Ukraina," lanjut Moya.
Investor juga mengamati pembicaraan antara AS dan Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.
Namun, seorang pejabat senior keamanan Iran mengatakan pada hari Senin bahwa kemajuan dalam pembicaraan menjadi "lebih sulit".
Di AS, harga minyak yang kuat mendorong perusahaan energi untuk meningkatkan produksi karena mereka menambahkan rig minyak terbanyak dalam empat tahun pekan lalu, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan pada hari Jumat (11/2)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News