Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah terus merosot pada hari Rabu (31/8). Dipicu kekhawatiran kondisi ekonomi global yang memburuk, prospek kenaikan suku bunga bank sentral, dan peningkatan pembatasan untuk mengekang Covid-19 di China.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent untuk Oktober, yang akan berakhir pada Rabu, turun US$3,56 menjadi US$95,75 per barel menyusul kerugian Selasa US$5,78. Kontrak minyak mentah November yang lebih aktif turun US$2,70 atau 2,76% menjadi US$95,14 per barel.
Baca Juga: Risiko Resesi Semakin Besar, Goldman Sachs Sarankan Investor Timbun Komoditas
Sementara, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun US$2,58 atau 2,82% menjadi US$89,06 per barel pada 0939 GMT, setelah meluncur US$5,37 pada sesi sebelumnya di tengah kekhawatiran resesi.
"Tanda-tanda terbaru dari pertumbuhan yang tersendat adalah kontraksi aktivitas pabrik China pada Agustus dan ekspansi sektor jasa yang lebih lambat dari perkiraan," kata Tamas Varga, analis di PVM Oil Associates
"Selain itu, baik The Fed dan ECB diperkirakan akan menaikkan suku bunga secara signifikan bulan depan, mungkin sebanyak 0,75% - dan semua ini membuat investor saham lari untuk keluar. Minyak sepatutnya mengikuti, setidaknya untuk saat ini."
Aktivitas pabrik China memperpanjang penurunan pada Agustus karena infeksi baru Covid-19, gelombang panas terburuk dalam beberapa dekade, dan sektor properti yang diperangi membebani produksi, menunjukkan ekonomi akan berjuang untuk mempertahankan momentum.
Beberapa kota terbesar China dari Shenzhen hingga Dalian memberlakukan penguncian dan penutupan bisnis untuk mengekang wabah Covid-19. Pada saat ekonomi terbesar kedua di dunia itu sudah mengalami pertumbuhan yang lemah.
Di sisi lain, data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan, persediaan bensin turun sekitar 3,4 juta barel. Sementara stok sulingan, yang meliputi solar dan bahan bakar jet, turun sekitar 1,7 juta barel untuk pekan yang berakhir 26 Agustus.
Baca Juga: Aktivitas Pabrik China Kembali Melambat Pada Agustus 2022
Penarikan stok bensin hampir tiga kali lipat penurunan 1,2 juta barel yang diperkirakan rata-rata oleh delapan analis yang disurvei oleh Reuters. Untuk persediaan sulingan mereka memperkirakan penurunan sekitar 1 juta barel.
Namun, data API menunjukkan stok minyak mentah naik sekitar 593.000 barel, dibandingkan perkiraan analis yang turun sekitar 1,5 juta barel.
Faktor lain yang mendukung harga adalah pembicaraan tentang pengurangan produksi oleh anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu, bersama-sama disebut OPEC+. OPEC+ selanjutnya akan bertemu pada 5 September.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News