Reporter: Aris Nurjani | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia kembali ambles. Bahkan, harga minyak mentah jenis Brent hingga ke awah US$ 80 per barel. Tekanan bagi harga minyak datang karena ekspektasi pasar terkait kenaikan suku bunga dan penguatan dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Rabu (7/12) pukul 18.24 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Januari 2023 turun 0,9% atau di level US$ 73,64 per barel.
Sejalan, harga Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2022 juga melemah ke US$ 78,6 per barel.
Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, harga minyak mentah merosot karena dolar AS kembali menguat dan kekhawatiran pasar terhadap The Fed untuk menaikan suku bunga lebih tinggi.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Jatuh Dekati Posisi Terendah 2022, WTI ke US$73,87
"Aksi jual saham pada hari Selasa juga telah mengurangi optimisme tentang prospek ekonomi, yang bearish untuk permintaan energi," kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (7/12).
Menurut Sutopo, harga minyak mentah berada dalam posisi defensif sejak awal pekan, ketika Saudi Aramco memangkas harga untuk harga minyak mentah utama Arab Light grade.
Faktor bearish untuk minyak mentah adalah penurunan crack spread pada hari Selasa ke level terendah 9,5 bulan. Crack spread yang lebih lemah membuat penyuling enggan membeli minyak mentah untuk disuling menjadi bensin dan sulingan.
Walau masih dinaungi sentimen negatif, harga minyak sebenarnya memiliki sokongan positif yang berasal dari pelonggaran pembatasan Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News