kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Harga minyak mentah terkerek rencana China membeli lebih banyak minyak dari AS


Senin, 17 Agustus 2020 / 11:52 WIB
Harga minyak mentah terkerek rencana China membeli lebih banyak minyak dari AS
ILUSTRASI. Harga minyak mentah naik


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah menguat pada perdagangan hari ini karena rencana China untuk membeli minyak mentah Amerika Serikat (AS) dalam jumlah besar pada bulan Agustus dan September. Hal ini berhasil menghadang kekhawatiran atas perlambatan dalam pemulihan permintaan setelah pandemi virus corona dan peningkatan pasokan minyak mentah.

Mengutip Reuters, Senin (17/8) pukul 11.15 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Oktober 2020 menguat 30 sen atau 0,7% menjadi US$ 45,10 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman September 2020 naik 34 sen atau 0,8% ke US$ 42,35 per barel.

Sentimen positif bagi harga minyak mentah datang setelah perusahaan minyak milik pemerintah China secara tentatif telah memesan kapal tanker untuk mengangkut setidaknya 20 juta barel minyak mentah AS untuk Agustus dan September. 

Baca Juga: Menguat, kenaikan harga minyak tertahan penyebaran virus corona

Akhir pekan lalu, Reuters mengungkapkan bahwa China meningkatkan pembelian untuk sektor energi dan pertanian menjelang peninjauan kesepakatan perdagangan antara China dan AS.

Rekor impor minyak mentah dari importir utama dunia dan pelonggaran pembatasan Covid-19 secara global telah mendukung harga minyak, meskipun gelombang baru wabah virus corona di beberapa negara diperkirakan akan mendinginkan konsumsi minyak lagi. 

"Data permintaan minyak sebagian besar positif pekan lalu, dengan permintaan bensin tersirat AS naik menjadi hanya 3,5% dari tingkat sebelum virus corona dan angka minyak mentah olahan China pada Juli di rekor tertinggi," kata Howie Lee, ekonom OCBC Singapura.




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×