kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak mentah rebound setelah jatuh ke level terendah


Rabu, 26 Februari 2020 / 13:07 WIB
Harga minyak mentah rebound setelah jatuh ke level terendah
ILUSTRASI. Harga minyak mentah rebound setelah menyentuh level terendah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah berangsur lebih tinggi karena investor menutup posisi pendek setelah tiga sesi sebelumnya selalu melemah. Selain itu, pelaku pasar juga mengamati potensi pengurangan pasokan, bahkan ketika kekhawatiran akan pandemi virus corona semakin dalam.

Mengutip Reuters, Rabu (26/2), pukul 12.45 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Mei 2020 di ICE Futures naik 33 sen, atau 0,6%, menjadi US$ 55,28 per barel. 

Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 41 sen, atau 0,8%, menjadi US$ 50,31 per barel. Namun, harga minyak masih melemah hampir 7% sejak penutupan Kamis (20/2) lalu. 

Kekhawatiran pandemi virus corona meningkat ketika pihak berwenang di seluruh dunia berjuang untuk mencegah penyebarannya. Kini, sedikitnya virus corona sudah ditemukan di 30 negara.

Baca Juga: Bursa Asia jatuh mengikuti jejak Wall Street karena kekhawatiran virus corona

Bursa saham Asia jatuh karena peringatan Amerika Serikat (AS) untuk mempersiapkan kemungkinan pandemi virus corona. Hal tersebut juga mendorong Wall Street anjlok dan mengerek imbal hasil US Treasury yang merupakan aset safe haven

"Investor melepas posisi sell setelah WTI turun di bawah level support US$ 50, hal ini sudah terjadi berkali-kali di awal bulan ini," kata Hideshi Matsunaga, analis di Sunward Trading.

"Pengurangan dalam output Libya dan harapan untuk pengurangan produksi tambahan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan OPEC+ juga memberikan dukungan bagi harga minyak," katanya.

Seperti diketahui, produksi minyak di Libya telah turun tajam sejak 18 Januari karena blokade pelabuhan dan ladang minyak oleh kelompok-kelompok yang loyal kepada komandan Khalifa Haftar.

Baca Juga: Harga minyak WTI jatuh 3% ke bawah US$ 50 per barel, pertama dalam dua pekan

Sementara itu, OPEC+ dijadwalkan bertemu di Wina pada 5-6 Maret. "Penutupan mingguan di bawah $ 55,00 per barel pada minyak mentah Brent akan membuat lonceng alarm berdering di antara kelompok OPEC +," Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA mengatakan dalam sebuah catatan.

"Semacam langkah stabilisasi harga tidak bisa dihindari jika harga minyak mentah Brent terus jatuh," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×