kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Mentah Naik US$1, Brent ke US$94,45 dan WTI ke US$88,12


Selasa, 06 September 2022 / 05:47 WIB
Harga Minyak Mentah Naik US$1, Brent ke US$94,45 dan WTI ke US$88,12
ILUSTRASI. Harga minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah melonjak lebih dari US$1 per barel pada hari Senin (5/9). Melanjutkan reli karena investor mengamati kemungkinan langkah produsen OPEC+ untuk mengubah produksi dan mendukung harga pada pertemuannya.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik US$ 1,43 atau 1,5% menjadi US$ 94,45 per barel pada 0054 GMT setelah naik 0,7% pada hari Jumat.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) berada di US$ 88,12 per barel, naik US$ 1,25 atau 1,4% mengikuti kenaikan 0,3% pada sesi sebelumnya. Pasar saham Amerika ditutup untuk hari libur umum pada hari Senin.

Baca Juga: Minyak Rusia Mengalir ke Asia dengan Harga Murah, Bagaimana dengan Indonesia?

Harga minyak telah jatuh dalam tiga bulan terakhir berturut-turut, setelah menyentuh tertinggi multi-tahun pada bulan Maret, di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga. Selain itu pembatasan Covid-19 di beberapa bagian China, importir minyak mentah utama dunia, dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global dan mendinginkan permintaan minyak.

Pada pertemuan hari Senin, OPEC+ dapat memutuskan untuk mempertahankan tingkat produksi saat ini atau bahkan memangkas produksi untuk meningkatkan harga, meskipun pasokan tetap ketat.

"Sementara kami mengharapkan kelompok untuk mempertahankan produksi tidak berubah, retorika mungkin bullish karena terlihat menahan penurunan harga baru-baru ini," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

Dalam laporannya hari Minggu, Wall Street Journal mengatakan, Rusia tidak mendukung pengurangan produksi minyak saat ini dan kemungkinan OPEC+ akan menjaga produksinya tetap stabil.

Sementara itu, negosiasi berlarut-larut dalam upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 antara Barat dengan Iran. Kesepakatan untuk melakukannya dapat memungkinkan Teheran untuk meningkatkan ekspor dan meningkatkan pasokan global.

Baca Juga: Ada Kekhawatiran Ekonomi Melambat, OPEC+ Bisa Kurangi Sedikit Produksi Minyak Oktober

Gedung Putih pada hari Jumat menolak menghubungkan kesepakatan itu dengan penutupan penyelidikan oleh pengawas nuklir PBB sehari setelah Iran membuka kembali masalah itu, menurut seorang diplomat Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×