kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Mentah Naik, Brent ke US$88,70 per barel


Senin, 24 Januari 2022 / 11:31 WIB
Harga Minyak Mentah Naik, Brent ke US$88,70 per barel
ILUSTRASI. Kilang minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik pada hari Senin (24/1) dipicu kekhawatiran gangguan pasokan di tengah meningkatnya ketegangan di Eropa Timur dan Timur Tengah. Sementara OPEC dan sekutunya terus berjuang untuk meningkatkan produksi.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 81 sen atau 0,9% menjadi US$88,70 per barel pada 0344 GMT, membalikkan penurunan 0,6% pada hari Jumat.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 72 sen atau 0,9% menjadi US$85,86 per barel, setelah turun 0,5% pada hari Jumat.

Kedua benchmark naik untuk minggu kelima berturut-turut minggu lalu, naik sekitar 2% mencapai tertinggi sejak Oktober 2014. Harga sudah naik lebih dari 10% tahun ini di tengah kekhawatiran atas pengetatan pasokan.

"Investor tetap bullish karena risiko geopolitik antara Rusia dan Ukraina serta di Timur Tengah, sementara OPEC+ terus gagal mencapai target produksinya," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities Co Ltd.

"Ekspektasi permintaan minyak pemanas yang lebih tinggi di Amerika Serikat di tengah cuaca dingin juga menambah tekanan," katanya.

Memicu kekhawatiran gangguan pasokan di Eropa Timur, Amerika Serikat pada Minggu memerintahkan kepergian anggota keluarga staf di kedutaan besarnya di Ukraina, dengan alasan berlanjutnya ancaman aksi militer dari Rusia.

Baca Juga: Ketegangan di Eropa Timur dan Timur Tengah Mendorong Kenaikan Harga Minyak

The New York Times melaporkan Minggu malam bahwa Presiden AS Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan beberapa ribu tentara AS ke sekutu NATO di Eropa Timur dan Baltik.

Rusia akan menghadapi sanksi ekonomi yang berat jika memasang rezim boneka di Ukraina, seorang menteri senior pemerintah Inggris mengatakan pada hari Minggu, setelah Inggris menuduh Kremlin berusaha menempatkan seorang pemimpin pro-Rusia berkuasa di sana.

Di Timur Tengah, kementerian pertahanan Uni Emirat Arab mengatakan pihaknya menghancurkan dua rudal balistik Houthi yang menargetkan negara Teluk pada hari Senin, tanpa korban, kantor berita negara (WAM) melaporkan.

OPEC+, yang mengelompokkan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dengan Rusia dan produsen lainnya, sedang berjuang untuk mencapai target peningkatan produksi bulanan sebesar 400.000 barel per hari (bph).

Kepatuhan OPEC+ dengan pengurangan produksi minyak yang telah lama dipasang naik menjadi sekitar 122% pada Desember, dua sumber dari kelompok produsen mengatakan kepada Reuters, menunjukkan bahwa beberapa anggota terus berjuang untuk meningkatkan produksinya.

"Ekspektasi bahwa anggota OPEC+ seperti Arab Saudi dan Rusia kemungkinan akan mempertahankan kebijakan peningkatan produksi bertahap saat ini untuk mempertahankan harga minyak Brent antara US$85 dan US$90 per barel," kata Tetsu Emori, CEO Emori. Manajemen Dana Inc.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×