Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik lebih dari 1% pada hari Selasa (28/2), menghapus kerugian pada sesi sebelumnya. Ekspektasi pulihnya ekonomi China mengimbangi kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang menyeret konsumsi ekonomi terbesar dunia itu.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent untuk bulan April, yang akan berakhir pada hari Selasa, naik US$1,30 atau 1,6%, menjadi US$83,75 per barel pada pukul 10:55 EST (1555 GMT). Kontrak Mei yang lebih aktif naik US$1,36 atau 1,7% menjadi US$83,40.
Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$1,46 atau 1,9% menjadi US$77,14 per barel.
"Kami sampai pada titik di mana kami melihat beberapa short-covering karena ini adalah akhir bulan," kata analis Price Group Phil Flynn.
Baca Juga: Mulai 1 Maret 2023, Harga Pertamax di Wilayah Jabodetabek Naik Jadi Rp 13.300/Liter
Ekspektasi pemulihan permintaan di China mendukung kenaikan harga minyak mentah, dengan pasar menunggu data penting selama dua hari ke depan.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan aktivitas pabrik di ekonomi terbesar kedua dunia itu tumbuh pada Februari.
"Pemulihan ekonomi China akan mendorong permintaan komoditasnya lebih tinggi, dengan minyak berada di posisi yang paling diuntungkan," kata analis JPMorgan dalam catatan klien.
Ekspor minyak mentah Ural ke China dari pelabuhan Barat Rusia naik pada Februari dari bulan sebelumnya. “Dipicu biaya pengiriman yang lebih rendah dan permintaan yang meningkat,” kata sumber Reuters.
Analis minyak JPMorgan mempertahankan perkiraan harga rata-rata 2023 mereka untuk minyak mentah Brent di US$90 per barel.
Kenaikan harga minyak dibatasi oleh ancaman suku bunga AS setelah sajian data ekonomi terbaru. Gubernur Federal Reserve AS Philip Jefferson mengatakan inflasi untuk jasa tetap "sangat tinggi".
“Suara mereka yang mengharapkan kenaikan suku bunga The Fed 0,5% pada bulan depan semakin keras,” kata analis PVM Oil Tamas Varga.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah memompa 28,97 juta barel per hari (bpd) bulan ini, survei Reuters menemukan, naik 150.000 bpd dari Januari. Output masih turun lebih dari 700.000 bpd dari bulan September.
Baca Juga: Minyak Naik Tipis di Tengah Harapan Pertumbuhan China
Pasar akan melihat data stok minyak AS terbaru dari kelompok industri American Petroleum Institute pada hari Selasa dan Administrasi Informasi Energi pemerintah pada hari Rabu untuk indikator permintaan lebih lanjut.
Sebuah jajak pendapat awal Reuters menunjukkan, analis memperkirakan stok minyak mentah tumbuh sebesar 400.000 barel dalam seminggu hingga 24 Februari, yang akan menandai peningkatan minggu ke-10 berturut-turut.
Tujuh analis yang disurvei juga memperkirakan stok bensin naik sekitar 700.000 barel. Persediaan sulingan, yang meliputi diesel dan minyak pemanas, diperkirakan turun sekitar 500.000 barel minggu lalu.
“Harga minyak diperkirakan akan naik di atas US$90 per barel menjelang paruh kedua tahun 2023 karena permintaan China pulih dan produksi Rusia turun,” jajak pendapat Reuters menunjukkan pada hari Selasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News