kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah menguat 1%, Brent ke US$ 44,81 dan WTI ke US$ 41,69 per barel


Senin, 10 Agustus 2020 / 09:42 WIB
Harga minyak mentah menguat 1%, Brent ke US$ 44,81 dan WTI ke US$ 41,69 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak menguat


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  MELBOURNE. Harga minyak mentah naik pada awal perdagangan di awal pekan ini setelah mendapatkan kembali lebih dari setengah dari kerugian hari Jumat (7/8). Sentimen positif bagi emas datang di tengah harapan kesepakatan stimulus untuk menopang pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) serta janji dari Irak untuk memperdalam pengurangan pasokan minyak mentahnya di bulan ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (10/8) pukul 09.30 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman September 2020 di Nymex naik 47 sen atau 1,2% menjadi US$ 41,69 per barel.

Setali tiga uang, harga minyak mentah berjangka jenis Brent kontrak pengiriman Oktober 2020 di ICE Futures juga naik 41 sen atau 0,9% menjadi US$ 44,81 per barel.

Baca Juga: Harga minyak masih tertekan, 5 perusahaan minyak top dunia pangkas produksi

Harapan tumbuh bagi harga minyak setelah pada Minggu (9/8), perselisihan antara Partai Demokrat dan Gedung Putih kemungkinan bakal berakhir dan dapat mendorong paket stimulus baru segera direalisasikan. Hal tersebut diperkirakan dapat mengerek ekonomi Negeri Paman Sam yang dihantam pandemi virus corona.

Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan, mereka bersedia untuk memulai kembali pembicaraan tentang kesepakatan guna menutupi sisa anggaran tahun 2020.

Pada saat yang sama, Kepala Eksekutif Arab Saudi Aramco Amin Nasser mengatakan, dia melihat permintaan minyak rebound di kawasan Asia karena ekonomi secara bertahap terbuka setelah pelonggaran penguncian akibat pandemi virus corona.

"Ada sedikit berita positif pagi ini yang berasal dari komentar Saudi Aramco yang melihat pemulihan dalam permintaan," kata Market Strategist AxiCorp Stephen Innes.

Di sisi pasokan, Irak mengatakan, bakal memangkas produksi minyaknya sebanyak 400.000 barel per hari pada Agustus dan September. Ini merupakan mengkompensasi kelebihan produksi dalam tiga bulan terakhir. Langkah tersebut akan membantunya memenuhi bagian pemotongannya oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+.

Baca Juga: Pertamina dikabarkan akan akuisisi blok migas luar negeri, begini kata pengamat

Pemotongan yang lebih tajam akan membuat pengurangan total Irak menjadi 1,25 juta barel per hari untuk bulan ini dan bulan depan.

"Arab Saudi dan Irak menjalin hubungan yang lebih baik atas kesepakatan minyak sangat baik untuk prospek kepatuhan," kata Innes.

Para menteri energi Saudi dan Irak mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa upaya OPEC+ akan meningkatkan stabilitas pasar minyak global, mempercepat penyeimbangan dan mengirimkan sinyal positif ke pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×