Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga minyak mentah mulai bergerak stabil setelah sempat tertekan pada hari ini (22/6). Sentimen utama yang mendukung pergerakan minyak datang dari pemangkasan pasokan yang lebih ketat dari produsen utama emas hitam.
Namun, penguatan harga tertekan oleh kekhawatiran atas rekor kenaikan infeksi virus corona baru di seluruh dunia. Hal tersebut membuat pelaku pasar pesimistis bahwa pemulihan permintaan bahan bakar akan terus berlangsung.
Mengutip Reuters, Senin (22/6) pukul 15.45 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Agustus naik 10 sen, atau 0,2% ke US$ 42,29 per barel.
Baca Juga: Harga minyak mulai koreksi, kekhawatiran gelombang kedua virus corona menghantui
Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Agustus 2020 berada di US$ 39,87 per barel, naik 4 sen atau 0,1%.
Keperkasaan harga minyak mulai tertahan di pekan ini. Terlebih setelah Korea Selatan mengatakan, negaranya berada di tengah-tengah 'gelombang kedua' virus corona.
Pada Minggu (21/6), WHO melaporkan adanya peningkatan rekor dalam kasus baru virus corona global, dengan peningkatan terbesar dari Amerika Utara dan Selatan.
"Infeksi meningkat di pasar-pasar utama di seluruh dunia dan ada kekhawatiran yang sah bahwa dunia sedang dalam waktu yang lama berurusan dengan konsekuensinya," kata Head of Oil Markets Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen.
Pekan lalu, harga minyak mentah mencetak kenaikan cukup tinggi yang didukung oleh pemulihan permintaan bahan bakar global setelah jatuhnya April-Mei. Terlebih setelah sejumlah negara melanjutkan kegiatan ekonomi yang sempat terhenti akibat pandemi virus corona.
"Saya merasa lebih sulit bagi minyak untuk bergerak lebih tinggi pada titik ini, terutama dengan meningkatnya kekhawatiran tentang penularan gelombang kedua," kata Howie Lee, Ekonom OCBC Bank Singapura.
Baca Juga: Harga minyak WTI turun di US$ 39,72 per barel di tengah kenaikan kasus virus corona
Tetapi, di Kanada dan Amerika Serikat (AS), jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi turun ke rekor terendah minggu lalu, bahkan ketika harga minyak yang lebih tinggi mendorong beberapa produsen untuk memulai pengeboran lagi.
Harga berpeluang menguat jika OPEC+ kembali memutuskan untuk memperpanjang rekor pemangkasan pasokan 9,7 juta barel per hari (bph) untuk bulan keempat di bulan Agustus.
Namun, sentimen dari Irak dan Kazakhstan yang berjanji untuk mematuhi pemotongan produksi minyak yang lebih baik selama panel OPEC+ pada hari Kamis sudah cukup banyak menopang harga emas hitam ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News