kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak mentah jatuh jelang rilis data persedian AS, WTI ke US$83,64


Selasa, 26 Oktober 2021 / 14:54 WIB
Harga minyak mentah jatuh jelang rilis data persedian AS, WTI ke US$83,64
ILUSTRASI. Minyak mentah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melemah pada perdagangan Selasa (26/10) setelah naik pada hari sebelumnya. Analis mengatakan harga minyak tetap dijalur relinya karena didorong oleh permintaan yang kuat di Amerika Serikat (AS), konsumen minyak terbesar dunia dan produknya.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 5 sen menjadi US$85,94 per barel pada 0631 GMT, setelah naik 0,5% pada hari Senin.

Sedangkan, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 12 sen menjadi US$83,64 per barel, setelah berakhir tidak berubah pada sesi sebelumnya setelah menguji level tertinggi baru.

Sementara, pasar tenaga listrik dan batubara China agak mendingin setelah intervensi pemerintah, harga energi tetap tinggi di seluruh dunia karena suhu turun dengan awal musim dingin utara.

Baca Juga: Harga minyak mentah melonjak, Pertamina jual BBM di bawah harga keekonomian

"Prakiraan untuk November yang lebih dingin membuat para pedagang energi bersiap untuk pasar yang sangat ketat yang akan dipenuhi (dengan) permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada musim dingin ini," kata analis pasar senior OANDA Edward Moya dalam sebuah catatan.

"Pasar minyak ini akan tetap ketat dan itu berarti satu atau dua berita utama dari minyak US$90," katanya.

Goldman Sachs mengatakan Brent kemungkinan akan mendorong di atas perkiraan akhir tahun sebesar US$90 per barel. Goldman Sachs memperkirakan beralih ke minyak dari gas dapat menambah 1 juta barel per hari (bph) untuk permintaan minyak.

Konsumsi bensin dan sulingan kembali sejalan dengan rata-rata lima tahun di Amerika Serikat setelah lebih dari satu tahun permintaan tertekan.

Pasar akan mengamati dengan cermat tingkat persediaan minyak AS pada minggu ini. Stok minyak mentah diperkirakan meningkat 1,7 juta barel pekan lalu, menurut jajak pendapat analis Reuters. Namun, persediaan bensin dan sulingan diperkirakan akan turun.

Baca Juga: Reli minyak terhenti, harga WTI turun tipis ke US$ 83,55 per barel pagi ini (26/10)

"Pasokan minyak global yang terbatas dan tanda-tanda peningkatan permintaan akan terus melihat kenaikan harga minyak mentah," kata Avtar Sandu, manajer senior, komoditas di Phillip Futures di Singapura.

Sandu mengatakan, para pedagang juga menunggu kejelasan tentang hasil pembicaraan antara Iran dan kekuatan Barat setelah Amerika Serikat mengatakan upaya berada pada "fase penting" untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015 dengan Iran, yang dapat membuka jalan bagi ekspor minyak mentahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×