Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Harga minyak kembali terseret. Stok minyak Amerika Serikat yang diprediksi kembali normal dan meredanya konflik timur tengah membuat harga komoditas ini turun.
Mengutip Bloomberg Rabu (22/4) sore hari, minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman bulan Juni di New York Mercantile Exchange senilai US$ 56,10 per barel, turun 0,90% dibandingkan hari sebelumnya. Selama sepekan harga minyak turun 2,75%.
Pasar mengantisipasi data pertambahan stok minyak AS yang dirilis Rabu (22/4) malam. Diprediksi pertambahan stok minyak AS per minggu ke tiga bulan April sebanyak 2,7 juta barel, adapun pada minggu sebelumnya pertambahan stok minyak AS sebesar 1,3 juta barel.
Stok minyak AS pun mendekati rekor. Berdasarkan data Energy Information Administration (EIA) AS stok Stok minyak AS sampai (10/4) naik menjadi 483,7 juta barel, ini merupakan level tertinggi dalam data mingguan EIA yang dirilis sejak Agustus 1982.
Analis PT Monex Investindo, Albertus Christian mengatakan kenaikan pertambahan stok minyak AS mengindikasikan laju pertumbuhan output produksi minyak AS yang mulai normal. “Kecemasan pasar terhadap lemahnya output minyak AS mereda,” kata dia.
Turunnya harga minyak juga dikontribusi oleh faktor geopolitik. Pasalnya konflik timur tengah mereda, ini ditandai pernyataan Arab Saudi pada selasa (21/4) yang akan menyetop serangan udara terhadap pemberontak Yaman
Christian menilai kenaikan harga minyak sebanyak US$ 10 dari harga terendah US$ 47, dari awal bulan April ditopang oleh dua menyusutnya output produksi minyak AS dan memanasnya konflik timur tengah. “Namun sekarang kondisi berbalik, inilah yang menyebabkan harga minyak cenderung terkoreksi,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News