Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
Di sisi pasokan, Irak mengatakan pada hari Jumat akan memangkas produksi minyaknya sebanyak 400.000 barel per hari pada Agustus dan September untuk mengkompensasi kelebihan produksi dalam tiga bulan terakhir. Langkah tersebut akan membantunya memenuhi bagian pemotongannya oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC +.
Pemotongan yang lebih tajam akan membuat pengurangan total Irak menjadi 1,25 juta barel per hari bulan ini dan tahun depan.
"Arab Saudi dan Irak menjalin hubungan yang lebih baik atas kesepakatan minyak sangat baik untuk prospek kepatuhan," kata ahli strategi pasar AxiCorp Stephen Innes dalam sebuah catatan.
Para menteri energi Saudi dan Irak mengatakan dalam pernyataan bersama bahwa upaya OPEC + akan meningkatkan stabilitas pasar minyak global, mempercepat penyeimbangan dan mengirimkan sinyal positif ke pasar.
Baca Juga: Harga emas dan CPO melambung, UNTR dan AALI masuk top picks Mirae Asset Sekuritas
Sementara harapan tumbuh pada pembicaraan yang macet antara Demokrat AS dan Gedung Putih tentang paket dukungan baru untuk negara-negara bagian AS yang kekurangan uang yang dilanda pandemi virus corona, penundaan dalam mencapai kesepakatan membebani pasar.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan mereka bersedia untuk memulai kembali pembicaraan tentang kesepakatan untuk menutupi sisa tahun 2020.
"Semakin lama berlarut-larut semakin buruk skenario permintaan," pungkas McCarthy.
Dia menambahkan, secara teknikal resisten bagi harga WTI berada sekitar US$ 42,50 per barel dan sedangkan Brent di kisaran US$ 45 dan US$ 45,50 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News