kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak mentah berbalik melemah terseret keperkasaan dolar AS


Selasa, 09 Maret 2021 / 14:56 WIB
Harga minyak mentah berbalik melemah terseret keperkasaan dolar AS
ILUSTRASI. Harga WTI dan Brent kompak melemah


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah koreksi pada perdagangan hari ini di tengah mereda-nya kekhawatiran gangguan pasokan di Arab Saudi, yang merupakan eksportir minyak terbesar dunia. Berbaliknya harga minyak juga ditengarai karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) akan menghambat permintaan.

Padahal di awal perdagangan zona Asia, harga minyak naik karena ekspektasi pemulihan ekonomi global setelah Senat AS menyetujui tagihan stimulus US$ 1,9 triliun dan kemungkinan penarikan persediaan minyak mentah di AS.

Selasa (9/3) pukul 14.30 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Mei 2021 turun 46 sen, atau 0,7% ke level US$ 67,78 per barel, setelah sebelumnya naik ke posisi tertinggi di awal sesi US$ 69 per barel.

Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman April 2021 juga melemah 52 sen, atau 0,8% ke US$ 65,53 per barel, setelah sebelumnya naik ke level US$ 65,68 per barel. 

"Harga minyak mentah melemah karena perdagangan dolar yang kuat serta tidak menunjukkan tanda-tanda pelemahan," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

"Stimulus besar-besaran yang akan diloloskan di AS terus mendorong ekspektasi inflasi lebih tinggi dan itu berarti dolar yang lebih kuat dalam jangka pendek akan membebani harga komoditas," lanjut dia.

Baca Juga: Ekspektasi pemulihan global kerek harga minyak di tengah hari ini (9/3)

Harga minyak yanng diperdagangkan dalam denominasi dolar AS biasanya turun ketika the greenback menguat. Mengingat komoditas menjadi lebih mahal bagi pembeli yang membayar dengan mata uang lain.

Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada hari Senin bahwa paket bantuan virus corona senilai US$ 1,9 triliun dari Presiden Joe Biden akan menyediakan sumber daya yang cukup untuk mendorong pemulihan ekonomi AS yang "sangat kuat". DPR masih harus mengesahkan paket versi Senat untuk menjadi undang-undang.

Harga Brent telah mundur dari level tertinggi yang dicetak Senin (8/3) saat berada di atas US$ 70 per barel. Harga naik setelah pasukan Houthi Yaman menembakkan drone dan rudal di jantung industri minyak Saudi, termasuk fasilitas Saudi Aramco di Ras Tanura yang penting untuk ekspor minyak bumi.

Riyadh mengatakan tidak ada korban jiwa atau kehilangan harta benda.

Serangan itu terjadi setelah OPEC+, sepakat pekan lalu untuk tetap berpegang pada pengurangan produksi meskipun harga minyak mentah naik.

Juga mendukung harga, minyak mentah AS dan stok produk olahan kemungkinan turun minggu lalu, dengan persediaan sulingan terlihat turun untuk minggu kelima berturut-turut, jajak pendapat Reuters awal menunjukkan pada hari Senin.

Selanjutnya: Harga emas rebound tipis ke US$ 1.686 usai berada di level terendah dalam 9 bulan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×