kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak menguat lagi, WTI tembus ke US$ 54,07 per barel


Selasa, 02 Februari 2021 / 15:28 WIB
Harga minyak menguat lagi, WTI tembus ke US$ 54,07 per barel
ILUSTRASI. Harga minyak mentah menguat lagi


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah kembali menguat hampir 1% pada perdagangan hari ini setelah produsen minyak mentah utama menunjukkan bahwa mereka mengekang produksi yang sejalan dengan komitmen awal. 

Selasa (2/2) pukul 15.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman April 2021 naik 48 sen atau 0,9% menjadi US$ 56,83 per barel. Ini jadi kenaikan hari ketiga secara berturut-turut bagi Brent. 

Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Maret 2021 juga menguat 52 sen atau 1% ke level US$ 54,07 per barel. Kedua kontrak tersebut naik lebih dari 2% di sesi sebelumnya.

Berdasarkan survei Reuters terlihat bahwa produksi minyak mentah OPEC naik pada bulan Januari, ini adalah kenaikan bulan ketujuh. Namun, kenaikan itu lebih kecil dari yang diharapkan. 

Baca Juga: Melemah tipis, harga minyak WTI masih bergerak di atas US$ 53 per barel

Data memperlihatkan, OPEC memompa 25,75 juta barel per hari (bpd) pada Januari. Jumlah ini naik 160.000 bpd dari Desember.

Analis pasar mengatakan, OPEC telah menunjukkan lebih disiplin dalam memenuhi komitmennya karena lonjakan infeksi Covid-19 mengancam pemulihan permintaan minyak mentah.

Harga juga semakin kokoh ditopang pemotongan sukarela sebesar 1 juta barel per hari yang dilakukan pemimpin de facto OPEC, Arab Saudi. Negara itu akan melaksanakan pemangkasan sukarela mulai awal Februari hingga Maret.

"Begitu massa kritis dari populasi divaksinasi tahun ini, kami pikir permintaan minyak akan meningkat lebih lanjut," kata UBS. 

UBS menambahkan "dengan OPEC dan sekutunya (OPEC +) berusaha untuk menjaga produksi minyak global di bawah permintaan, kami berharap persediaan minyak akan tetap rendah juga. "

UBS pun memperkirakan Brent akan mencapai US$ 63 per barel pada paruh kedua tahun ini dan US$ 65 pada kuartal pertama tahun depan. 

Di sisi lain, produksi minyak Rusia meningkat pada bulan Januari tetapi sejalan dengan kesepakatan pengurangan produksi. Sementara di Kazakhstan, volume minyak turun untuk bulan tersebut. Kedua negara adalah anggota kelompok OPEC + yang bersatu untuk membantu mendukung harga dengan pengurangan produksi.

Baca Juga: Saham komoditas pilihan analis untuk pekan pertama Februari 2021

Produksi kondensat minyak dan gas Rusia naik 120.000 barel per hari (bpd) menjadi 10,16 juta bpd pada Januari dari Desember, menyusul kesepakatan pembatasan produksi, dua sumber yang mengetahui data tersebut kepada Reuters, Senin (1/2).

Kazakhstan memangkas produksi minyaknya sebesar 2% pada Januari dari bulan sebelumnya karena pemadaman listrik, yang juga meningkatkan kepatuhannya terhadap kesepakatan OPEC +, menurut dua sumber industri yang mengetahui masalah tersebut dan perhitungan Reuters.

Membantu untuk mendukung harga, badai salju hebat yang melanda sebagian besar wilayah timur laut Amerika Serikat mendorong permintaan bahan bakar pemanas.

Selanjutnya: IHSG melemah 0,39% ke 6.043 di perdagangan Selasa (2/2), asing lepas BMRI, UNTR, PTBA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×