CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga minyak menguat 2,8% setelah WTI nyaris cetak rekor terendah dalam 20 tahun


Kamis, 16 April 2020 / 08:38 WIB
Harga minyak menguat 2,8% setelah WTI nyaris cetak rekor terendah dalam 20 tahun
ILUSTRASI. harga minyak jenis WTI nyaris mencetak rekor terburuk dalam 20 tahun pada sesi perdagangan Rabu (15/4)


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah naik pada Kamis (16/4) setelah harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) menyentuh level terendahnya dalam hampir 20 tahun di sesi sebelumnya.

Kenaikan harga terjadi di tengah harapan bahwa peningkatan besar dalam inventaris AS dapat berarti produsen memiliki sedikit pilihan selain memperdalam penurunan produksi karena permintaan ambruk akibat pandemi virus corona. 

Mengutip Reuters, Kamis (16/4) pukul 08.15 WIB, harga minyak mentah jenis Brent kontrak pengiriman Juni 2020 di ICE Futures naik 69 sen, atau 2,5%, pada $ 28,38 per barel. 

Sementara harga minyak jenis WTI kontrak pengiriman Mei 2020 di Nymex naik 56 sen, atau 2,8%, menjadi US$ 20,43 per barel.

Baca Juga: Harga minyak mentah AS merosot ke level terendah 18 tahun, ini pemicunya

Dengan data resmi menunjukkan persediaan AS melonjak paling tinggi dalam catatan. Ini membuat WTI jatuh pada hari Rabu (15/4) ke level terendah sejak Februari 2002, dengan Brent merosot lebih dari 6%.

Angka-angka tersebut mengikuti laporan dari Badan Energi Internasional (IEA) bahwa perkiraan permintaan minyak akan turun 29 juta barel per hari (bph) pada bulan April, ke level terendah dalam 25 tahun, dan sedikit di bawah 30% dari permintaan global sebelum wabah virus corona.

Angka itu jauh di atas pengurangan produksi yang dicanangkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen sekutu termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal OPEC +. 

Sebelumnya, OPEC+ telah sepakat untuk mengurangi produksi sebesar 9,7 juta barel per hari, sementara berharap-untuk pemotongan 10 juta barel per hari dari negara lain termasuk Amerika Serikat dapat menurunkan produksi sebesar 20 juta barel per hari.

"Penyimpanan besar-besaran, memang memberikan beberapa dukungan harga karena bayangan terhadap lebih banyak penutupan sumur yang secara efektif memangkas pasokan AS," kata Stephen Innes, kepala strategi pasar global di AxiCorp.

Pekan lalu, Energy Information Administration (EIA) mengatakan produksi AS diperkirakan akan turun 470.000 barel per hari.

Baca Juga: Harga emas kembali turun karena resesi ekonomi masih bisa terjadi

Beberapa negara juga telah berkomitmen untuk meningkatkan pembelian minyak untuk stok strategis mereka, tetapi ada batasan fisik berapa banyak minyak dapat dibeli.

"Penggunaan cadangan minyak bumi strategis di Cina, India, Korea Selatan, dan AS dapat menambah sekitar 200 juta barel penyimpanan sementara, tetapi ini hanya membeli ruang gerak beberapa bulan," kata Innes.

Pemotongan lebih lanjut untuk produksi akan diperlukan "untuk menghindari jatuhnya harga minyak lagi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×