kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.707.000   2.000   0,12%
  • USD/IDR 16.380   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.587   -162,51   -2,41%
  • KOMPAS100 967   -29,75   -2,98%
  • LQ45 748   -22,23   -2,89%
  • ISSI 205   -6,09   -2,88%
  • IDX30 388   -11,53   -2,89%
  • IDXHIDIV20 468   -13,99   -2,90%
  • IDX80 109   -3,42   -3,04%
  • IDXV30 115   -3,45   -2,91%
  • IDXQ30 127   -4,24   -3,22%

Harga minyak menanti data cadangan AS


Selasa, 19 Juli 2016 / 11:43 WIB
Harga minyak menanti data cadangan AS


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SINGAPURA. Harga minyak dunia kembali melemah pada transaksi hari ini (19/7). Berdasarkan data CNBC, pada pukul 11.21 WIB, harga minyak jenis Brent tertekan 13 sen menjadi US$ 46,83 per barel. Pada sesi penutupan kemarin, harga minyak Brent melorot 1,4% atau turun 65 sen.

Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 14 sen menjadi US$ 45,10 sebarel setelah tertekan 1,6% atau 71 sen pada sesi sebelumnya.

Apa yang menyebabkan harga minyak tak bertenaga? Rupanya, kecemasan mengenai membludaknya cadangan minyak global kembali menjadi penyebab penurunan harga minyak. Padahal, sebelumnya, pelaku minyak berekspektasi akan adanya pemangkasan produksi minyak serpih (shale) AS.

Berdasarkan data produktivitas pengeboran minyak AS yang dirilis Senin (18/7) kemarin, produksi minyak serpih AS diprediksi akan turun sebesar 99.000 barel per hari menjadi 4.55 juta barel pada Agustus. Jika prediksi itu benar, penurunan produktivitas ini sudah berlangsung selama sepuluh bulan beruntun.

"Harga minyak di Asia saat ini terpecah mengenai ke mana arah minyak akan bergerak. Ini bak dua mata pedang antara optimisme dan pesimisme," jelas Ben Le Brun, market analyst OptionExpress yang berbasis di Sydney.

Selain itu, lanjutnya, pasar minyak saat ini tengah menanti dirilisnya data cadangan minyak AS pada hari ini (19/7) dan Rabu (20/7) besok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×