kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga minyak melonjak hampir 8% di kuartal tiga


Senin, 02 Oktober 2017 / 16:59 WIB
Harga minyak melonjak hampir 8% di kuartal tiga


Reporter: Nathania Pessak | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak west texas intermediate (WTI) di kuartal III-2017 ini bergerak fluktuatif. Dalam beberapa waktu terakhir, harga minyak bahkan bisa menembus level US$ 50 per barel.

Mengutip Bloomberg, Senin (2/10) per pukul 15.00 WIB harga minyak kontrak pengiriman November 2017 turun 0,44% ke level US$ 51,44 per barel. Dalam sepekan, harga merosot 1,49%. Sepanjang kuartal tiga 2017 lalu, harga minyak naik 7,75%. 

Research and Analyst Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menyebut, selama kuartal tiga 2017, harga minyak sangat terpengaruh oleh permintaan dan penawaran. Pada awal Juli, harga minyak masih bertengger di level US$ 46,77 karena OPEC masih belum menjalankan kebijakan pemangkasan produksi.

Selain itu, dua negara yang menjadi bagian OPEC yakni Libia dan Nigeria juga masih terus memompa produksi minyak sehingga terjadi oversupply. Tercatat, pada bulan Juni, Libia memproduksi 127.000 barel per hari, Nigeria memproduksi 96.700 barel per hari, dan pasokan minyak di Arab naik 13,7% menjadi 3,48 juta ton.

Dus, pada Agustus lalu, produksi minyak AS juga sempat naik ke level tertinggi sejak Juli 2015 yakni 79.000 barel per hari menjadi 9,5 juta barel per hari. Belum lagi ketika Badai Harvey melanda Texas, kilang-kilang minyak berhenti beroperasi dan menyebabkan pasokan minyak mentah menumpuk.

Tak hanya itu saja, faktor geopolitik yang bergejolak juga membuat pergerakan harga minyak bergerak liar. "Tapi, untuk faktor geopolitik ini sifatnya hanya temporer saja. Kalau sudah mereda, harga minyak kembali normal," timpal Putu.

Putu melihat, memasuki kuartal empat 2107, harga minyak masih akan tetap dipengaruhi oleh faktor demand & supply, sebab saat ini pasar masih menunggu apakah keputusa OPEC ini akan berlanjut atau tidak. "Bulan Desember nanti, akan ada pertemuan OPEC. Saat itu, pasar akan menanti bagaimana keputusan OPEC selanjutnya," kata Putu,

Menurut Putu, apabila OPEC tidak kembali melanjutkan pemangkasan produksi, harga berpeluang kembali jatuh. Ia memperkirakan, harga minyak di akhir tahun 2017 akan berada di rentang US$ 45 - US$ 59 per barel. "Harga itu tentu tergantung dengan adanya keseimbangan antara produksi dan tingkat permintaan," tandas Putu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×