Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama sepekan harga minyak dunia menguat. Harga minyak menguat karena perang dagang dan permintaan minyak. Analis pun masih optimistis harga minyak menguat esok hari.
Mengutip Bloomberg, Jumat (18/1), harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2019 di New York Mercantile Exchange menguat 3,32% menjadi US$ 53,80 per barel dari yang sebelumnya US$ 52,07 per barel. Dalam sepekan, harga minyak WTI naik 4,28%.
Sedangkan harga minyak brent untuk pengiriman Maret 2019 di ICE Futures naik 2,48% ke US$ 62,70 per barel pada Jumat lalu. Dalam sepekan, harga minyak acuan internasional ini naik 3,67%.
Wahyu Tribowo Laksono, analis Central Capital Futures menilai, awalnya harga minyak melemah di tengah perlambatan ekonomi global dan kondisi politik dunia yang tak menentu. Ia juga melihat bahwa tingkat daya beli konsumen Amerika Serikat menurut Universitas Michigan, terkait inflasi positif yaitu 2,7%. Juga kegiatan produksi industri manufaktur naik 0,3% dari yang diperkirakan 0,2%.
"Faktor data di AS mendukung harga minyak. Ditambah berita bahwa China akan melakukan aksi beli triliunan dollar AS demi meredakan ketegangan perang dagang," sebut Wahyu kepada Kontan.co.id, Minggu (20/1).
Selain permasalahan perang dagang yang belum mendapat titik temu, Wahyu mencatat bahwa fundamental utama pergerakan harga minyak adalah produksi dan permintaan minyak. International Energy Agency memperkirakan akan terjadi pertumbuhan permintaan minyak.
Wahyu mengatakan bahwa pekan ini kekhawatiran kelebihan pasokan global akan memudar. Produksi minyak negara-negara OPEC sudah turun sekitar 751.000 barel per hari. "Bahkan pengebor minyak di Amerika Utara kemungkinan akan memperlambat aktivitas karena keuangan mereka mendapat tekanan. Jadi mengangkat harga minyak," tandasnya.
Secara teknikal, Wahyu melihat harga berada di atas garis Moving Average (MA) 50, dan di bawah garis MA 100 dan MA 200. Indikator MACD berada di area positif di level 0.462 dan indikator RSI di area 61. Kedua indikator menunjukkan pergerakan harga yang positif. Sementara indikator stochastic di area 92 yang mengindikasi overbought.
Wahyu melihat besok harga minyak WTI akan berada di level US$ 53 sampai US$ 54 per barel. Sementara sepekan harga minyak berada di rentang US$ 48 sampai US$ 58 per barel. Ia merekomendasikan buy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News