Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Pada transaksi Rabu (10/5) malam, harga minyak dunia melompat tinggi. Data CNBC menunjukkan, pada pukul 14.23 waktu New York, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melonjak US$ 1,45 atau 3,2% menjadi US$ 47,33 per barel. Sedangkan harga minyak Brent naik US$ 1,44 atau 3% menjadi US$ 50,77 per barel.
Kenaikan harga minyak terkerek oleh cadangan minyak Amerika Serikat yang menorehkan penurunan mingguan terbesar pada tahun ini. Permintaan bensin, yang beberapa waktu belakangan mereda, juga rebound. Kondisi ini mendongkrak harga bensin berjangka AS sebesar 3,4% setelah laporan tersebut dirilis.
Meski demikian, sejumlah pengamat pasar minyak masih skeptis.
"Produksi minyak mentah AS saat ini solid di 9,3 juta barel per hari dan sepertinya akan terus bertambah. Produk penyulingan, khususnya bensin, terlihat lemah. Cukup sulit mempertahankan kenaikan," jelas John Kilduff, partner di hedge fund Again Capital di New York.
Sekadar informasi, harga minyak berjangka WTI dan Brent pada Selasa lalu ditutup di level terendah kedua sejak 29 November lalu, sehari sebelum OPEC mengumumkan bahwa pihaknya akan memangkas produksi minyak pada paruh pertama 2017.
Setelah kesepakatan itu dibuat, harga minyak langsung melonjak. Namun, dalam beberapa pekan terakhir, harganya mulai tertekan.
Faktor lain yang menunjang kenaikan minyak adalah pernyataan menteri energi Algeria pada Rabu kemarin bahwa Algeria dan Irak akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak saat pertemuan OPEC digelar pada bulan ini.
Pada Senin lalu, menteri perminyakan Arab Saudi Khalid al Falih memprediksi kesepakatan pemangkasan produksi minyak akan diperpanjang hingga akhir tahun atau bahkan lebih lama lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News