Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah turun tipis pada perdagangan hari ini karena kekhawatiran permintaan muncul menyusul kenaikan suku bunga di pekan ini. Namun sanksi baru terhadap Iran membatasi penurunan harga minyak mentah ini.
Jumat (17/6), harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Agustis 2022 turun 47 sen atau 0,4% menjadi US$ 119,34 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2022 melemah 0,5% ke US$ 117,02 per barel.
Jika kerugian bertahan sepanjang hari, harga minyak mentah berjangka Brent akan mencatat penurunan mingguan pertama dalam lima minggu. Sedangkan, minyak mentah berjangka WTI akan mengalami penurunan pertama dalam delapan minggu.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Turun Pagi Ini, Brent ke US$ 118,98 dan WTI ke US$ 116,79
"Kenaikan suku bunga bank sentral menekan harga minyak, meskipun pasokan terus berlangsung ketat," kata Tina Teng, analis CMC Markets.
Bank sentral di seluruh Eropa menaikkan suku bunga pada hari Kamis, beberapa dengan jumlah yang mengejutkan pasar, dan mengisyaratkan biaya pinjaman yang lebih tinggi untuk menjinakkan inflasi yang melonjak yang mengikis tabungan dan menekan keuntungan perusahaan.
Sementara itu, bank sentral Argentina menaikkan suku bunga acuannya paling banyak dalam tiga tahun pada hari Kamis, karena negara Amerika Selatan itu memerangi inflasi yang mencapai lebih dari 60%.
Pergerakan itu terjadi setelah kenaikan suku bunga 75 basis poin yang dilakukan Federal Reserve pada pekan ini. Kenaikan ini juga menjadi yang tertinggi sejak tahun 1994.
Namun, investor tetap fokus pada pasokan yang ketat setelah Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap Iran.
Baca Juga: Harga Minyak Rebound karena Sanksi Baru Iran Memicu Lebih Banyak Kekhawatiran Pasokan
"Pasar telah mengamati negosiasi antara Barat dan Iran untuk mengantisipasi kebangkitan kesepakatan nuklir dalam beberapa bulan terakhir. Ini membawa kembali fokus pada masalah sisi pasokan yang sedang berlangsung di pasar," kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.
Amerika Serikat pada hari Kamis memberlakukan sanksi terhadap perusahaan China dan Emirat dan jaringan perusahaan Iran yang membantu mengekspor petrokimia Iran, sebuah langkah yang mungkin bertujuan untuk meningkatkan tekanan pada Teheran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News