kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga minyak melejit sentuh US$ 48 sebarel


Rabu, 26 Juli 2017 / 07:17 WIB
Harga minyak melejit sentuh US$ 48 sebarel


Sumber: CNBC,Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

NEW YORK. Harga minyak dunia melonjak didukung laporan penurunan stok di Amerika Serikat, Selasa (25/7) malam.

West Texas Intermediate (WTI) di Nymex ditutup melesat 3,3% ke posisi US$ 47,89 per barel. Ini level penutupan tertinggi sejak 7 Juni. Pada perdagangan siang, minyak bahkan menyentuh US$ 48,45 sebarel.

Sementara, minyak mentah Brent untuk pengiriman September naik 4,3% menjadi US$ 50,71 per barel.

Di pasar Asia, Rabu (26/7), Bloomberg mencatat, laju harga minyak WTI berlanjut dan menyentuh US$ 48,45 sebarel pada pukul 07.00 WIB.

Lonjakan harga minyak terjadi menyusul laporan American Petroleum Institute (API yang menyatakan stok di AS turun 10,2 juta barel menjadi 487 juta per 21 Juli. Penurunan stok melebihi perkiraan yaitu 2,6 juta barel.

Sebelumnya, minyak juga menguat setelah Arab Saudi pada pertemuan OPEC di Rusia, berjanji mengurangi ekspor menjadi 6,6 juta barel per hari pada Agustus, lebih rendah 1 juta barel dibanding tahun sebelumnya. 

Negara OPEC juga menyerukan angggotanya untuk memenuhi kesepakatan pemotongan produksi. Bahkan, dalam pertemuan dibahas rencana perpanjangan kesepakatan untuk memangkas produksi sebesar 1,8 juta barel per hari (bpd) pada Maret 2018, jika diperlukan.

Namun, Barclays mengatakan, pertemuan OPEC bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari kepatuhan Irak yang buruk dan melonjaknya produksi minyak AS.

"Dalam pandangan kami, pertemuan ini bertujuan untuk menyelamatkan wajah OPEC dan mengalihkan perhatian pasar dari kepatuhan Irak yang buruk, dan produksi Nigeria serta Libia yang sangat tinggi," kata Barclays seperti dilansir CNBC, Selasa.

Sebelumnya, Ketua eksekutif Halliburton mengatakan, pertumbuhan jumlah rig di Amerika Utara menunjukkan tanda-tanda melambat. Perusahaan tidak melakukan pengeboran secepat ketika awal 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×