CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Harga minyak reli menuju US$ 47 sebarel


Selasa, 25 Juli 2017 / 13:50 WIB
Harga minyak reli menuju US$ 47 sebarel


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Harga minyak dunia melanjutkan penguatan menuju US$ 47 per barel, setelah Arab Saudi menjanjikan pengurangan tajam ekspor minyak mentah bulan depan.

Mengutip Bloomberg, Selasa (25/7) pukul 11.51 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman September 2017 di New York Merchantile Exchange naik 0,56% ke level US$ 46,6 per barel, setelah naik 1,3% pada awal pekan ini.

Menteri Energi dan Industri Khalid Al Falih, Senin, mengatakan Arab Saudi akan menetapkan pengiriman minyak sebesar 6,6 juta barel pada Agustus atau 1 juta barel lebih rendah dari periode sama tahun lalu.

Sementara survei Bloomberg menunjukkan stok minyak Amerika Serikat (AS) pekan keempat bulan ini diprediksi turun. Adapun data resmi dari pemerintah akan diliris Rabu (26/7).

Harga minyak bergerak dalam tren bearish di tengah kekhawatiran naiknya produksi global yang mengimbangi upaya pemangkasan produksi OPEC. Nigeria dan Libia yang dibebaskan dari kesepakatan pembatasan produksi telah diizinkan untuk terus meningkatkan produksi sesuai target masing-masing negara.

"Pasar akan fokus pada dua hal, apakah OPEC akan mendukung retorika mereka sendiri dan apa yang akan terjadi pada produksi minyak AS," kat David Lennox, Analis Fat Prophets yang berbasis di Sydney, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (25/7).

"Harga kemungkinan akan tetap pada area US$ 45 - US$ 55 per barel dan berkonsolidasi," imbuhnya.

Lanjut Khalid, Arab Saudi tidak akan bertindak sendiri untuk menyeimbangkan pasar dan negara-negara lain juga harus memperbaiki perkembangan dari pembatasan produksinya.

Sementara dalam sebuah wawancara televisi Bloomberg, Menteri Energi Uni Emirat Arab, Suhail Al Mazrouei mengatakan, OPEC akan melakukan pertemuan tingkat menteri di bulan November dan kemungkinan akan mendiskusikan perluasan pembatasan produksi lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×