Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sempat turun dalam sepekan terakhir, harga minyak west Texas intermediate (WTI) kembali menguat. Per pukul 18.45 WIB pada perdagangan kemarin, harga minyak jenis light sweet tersebut naik 0,48% menjadi US$ 52,09 per barel.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, kenaikan tersebut terjadi berkat laporan terbaru rig pengeboran yang aktif di AS. Akhir pekan lalu, Baker Hughes Inc. merilis jumlah rig aktif di Negeri Paman Sam untuk pekan yang berakhir di 20 Oktober turun 7 jadi 736 rig. Penurunan ini sudah terjadi tiga pekan berturut-turut.
"Sentimen lain datang dari kenaikan permintaan di Asia," ujar Faisyal, Senin (23/10). Permintaan dari China dan India cenderung meningkat. Sepanjang Januari-September, permintaan dari Negeri Tirai Bambu mencapai 8,5 juta barel per hari. Sedang dari India, permintaan di September saja menembus rekor 4,83 juta barel per hari.
Analis Soe Gee Futures Nizar Hilmy menambahkan, impor minyak China telah melejit 13% di September lalu menjadi 9,04 juta barel per hari. "Kenaikan impor yang mencapai dua digit ini menopang harga," timpal dia.
Sokongan bertambah karena masih adanya ketegangan Kurdi, Irak dan Turki. Pasar khawatir pasokan minyak berkurang. Maklum, dalam sehari ladang minyak Kurdi bisa menghasilkan 500.000–600.000 barel per hari.
Waspadai produksi AS
Meski begitu, masih ada peluang produksi minyak di AS kembali naik. Nizar menganalisa, jika harga minyak naik hingga di atas US$ 50 per barel, AS akan meningkatkan produksinya.
Selain itu, pekan ini Energy Information & Administration (EIA) AS juga akan mengumumkan data cadangan minyak. Kalau cadangan minyak kembali turun, harga minyak mentah bisa terus menguat. "Rasanya sampai saat ini pergerakan harga masih bullish," tandas Nizar.
Karena itu Nizar memprediksi, harga minyak hari ini (24/10) akan bergerak di kisaran US$ 50–US$ 53 per barel. Sedangkan menurut hitungan Faizal, dalam sepekan ke depan harga minyak akan bergerak di rentang US$ 49,30–US$ 53.50 per barel.
Menurut Faisyal, dari sisi teknikal, harga minyak saat ini bergerak di atas garis moving average (MA) 50, MA 100 dan MA 200. Indikator MACD berada di area positif 0,619. Kemudian indikator RSI di 59,54. Hanya stochastic saja yang menunjukkan potensi melemah karena berada di area overbought.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News