Reporter: Dina Farisah | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) bertahan di level puncak. Sentimen eksternal menjaga minyak dari lubang kejatuhan.
Mengutip Bloomberg, Selasa (17/2) pukul 14.50, harga minyak di New York Mercantile Exchange berada di level US$ 53,18 per barel. Harga naik 0,76% dibandingkan hari sebelumnya, Minyak berhasil mempertahankan posisinya di level atas dalam beberapa hari terakhir. Sedikit demi sedikit, harga minyak merangkak dari level US$ 51-US$ 53,80 per barel.
Putu Agus Pransuamitra, Researcher and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, harga minyak relatif sideways dalam tiga hari terakhir. Menurutnya, rebound harga minyak ini masih berlanjut dalam jangka pendek.
Adapun faktor penentu nasib minyak yang terdekat bergantung pada rilis cadangan minyak AS yang akan dipublikasikan Energy Information Administration (EIA) pada Kamis (19/2) mendatang. Pelaku pasar memprediksi cadangan minyak AS akan mengalami penurunan akibat adanya penurunan jumlah rig yang beroperasi di AS.
“Meskipun demikian, penurunan jumlah rig ini belum mengonfirmasi adanya penurunan produksi minyak. Sentimen minyak masih positif selama harga tidak kembali ke US$ 45 per barel,” jelas Putu.
Adapun faktor pendukung harga minyak lainnya adalah kemungkinan naiknya permintaan dari China dan Eropa. Hal ini mengingat pertumbuhan ekonomi Eropa yang mulai menggeliat pada kuartal IV-2014 sebesar 0,3%.
Angka ini lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 0,2%. Di sisi lain, pelemahan dollar AS yang terjadi belakangan ini turut menopang kinerja minyak. Untuk diketahui, indeks dollar pada Selasa (17/2) pukul 15.00 berada di level 94,30. Indeks dollar jatuh dari level tertingginya di 95,53 pada 26 Januari 2015.
“Anjloknya indeks dollar disebabkan oleh data ekonomi AS yang meleset dari estimasi. Adapun data tersebut antara lain naiknya klaim tunjangan pengangguran, turunnya sentimen konsumen dan beredarnya kabar bahwa Bank Sentral AS akan menunda kenaikan suku bunga sampai bulan September 2015,” imbuh Putu.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Putu meyakini minyak masih akan melanjutkan kenaikan terbatas hingga sepekan mendatang. Adapun range harga minyak diperkirakan berkisar antara US$ 48,30-US$ 56,50 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News