kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Masih Berada di Kisaran Tertinggi Tahun Ini


Senin, 30 Mei 2022 / 23:03 WIB
Harga Minyak Masih Berada di Kisaran Tertinggi Tahun Ini
ILUSTRASI. Harga minyak Brent menyentuh level US$ 120 per barel pada Senin (30/5).


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia kembali melambung. Mengutip Barchart, Senin (30/5), harga minyak mentah berjangka Brent kontrak Juli naik 0,70% ke level US$ 120,27 per barel. Sementara, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS kontrak Juli naik 0,72% menjadi US$ 115,90 per barel.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga minyak mentah dunia melonjak signifikan. Pasar minyak menunggu keputusan Uni Eropa terkait pelarangan impor minyak dari Rusia. 

"Uni Eropa akan kembali bertemu pada Senin dan Selasa untuk ngambil satu keputusan untuk membahas pemberian sanksi ke-enam kepada Rusia atas invasi ke Ukraina," ucap Ibrahim kepada kontan.co.id, Senin (30/5). 

Baca Juga: Uni Eropa Pada Prinsipnya Akan Menyetujui Embargo Minyak Rusia Dalam Pertemuan Puncak

Ibrahim menjelaskan Eropa akan menghentikan impor minyak mentah dari Rusia. Ini akan mengangkat sentimen positif terhadap kenaikan harga minyak mentah dunia dan Uni Eropa juga berharap bahwa negara-negara anggota OPEC untuk meningkatkan kuota produksi. 

"Bahwa pasca Eropa dan Inggris menghentikan impor minyak dari Rusia, Eropa sangat berharap dari anggota OPEC untuk menaikkan kuota produksi sebesar 432 ribu barel per hari," kata Ibrahim. 

Pelemahan dolar Amerika dapat mengangkat harga minyak mentah dunia. "Saat ini investor mengurangi ekspetasi untuk kenaikan suku bunga Amerika Serikat yang agresif dan kekhawatiran yang meradang tentang resesi global," ucap Ibrahim. 

Baca Juga: Harga Minyak Naik Gara-Gara Masalah Produksi dan Distribusi

Ibrahim menyampaikan sentimen negatif yang dapat menurunkan harga minyak mentah dunia, pertama, bisa berasal dari keputusan Uni Eropa yang tidak menemui kesepakatan untuk melakukan menghentikan impor dari Rusia. Kedua berasal dari spekulasi kenaikan suku bunga di bulan Juni yang akan mempengaruhi harga minyak mentah dunia, menguatnya index dolar akan berdampak terhadap penurunan harga minyak mentah dunia. 

"Ketiga yaitu memasuki musim panas di Amerika Serikat yang akan berpengaruh kepada kebutuhan bensin sehingga Amerika harus menggenjot produksinya untuk menaikkan cadangan energinya dan mungkin akan mempengaruhi harga minyak naik atau turun," ucap Ibrahim. 

Ibrahim memproyeksikan harga minyak mentah dunia di semester ini berada di support di level US$ 107 per barel dan resistance US$ 125 per barel, untuk Akhir tahun berada di US$ 105 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×