kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Lanjut Menguat Jelang Pertemuan OPEC+, WTI ke US$ 75,73 Per Barel


Senin, 03 Januari 2022 / 14:41 WIB
Harga Minyak Lanjut Menguat Jelang Pertemuan OPEC+, WTI ke US$ 75,73 Per Barel
ILUSTRASI. Harga minyak menguat di awal tahun 2022


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Harga minyak menguat pada perdagangan awal pekan ini karena pasar memulai tahun 2022 dengan catatan positif. Di sisi lain, investor masih fokus jelas pertemuan OPEC+ pada 4 Januari 2022, meskipun kasus Covid-19 yang melonjak terus mengurangi sentimen permintaan.

Senin (3/1) pukul 14.15 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Maret 2022 naik 56 sen atau 0,72% ke US$ 78,34 per barel.

Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Februari 2022 menguat 52 sen atau 0,69% menjadi US$ 75,73 per barel.

"Pasokan yang diperketat dari Libya menjelang pertemuan OPEC+ menjaga sentimen pasar tetap positif," kata Abhishek Chauhan, Head of Commodities Swastika Investmart Ltd.

Perusahaan minyak negara Libya mengatakan di akhir pekan lalu bahwa produksi minyak negara itu akan berkurang 200.000 barel per hari selama seminggu karena pemeliharaan pada pipa utama antara ladang Samah dan Dahra.

Baca Juga: Harga Minyak Menguat Tipis di Awal Tahun Setelah Melonjak 50% Tahun Lalu

Sementara itu, OPEC+ mungkin akan tetap pada rencana mereka untuk menambah pasokan 400.000 barel per hari pada Februari, kata empat sumber Reuters.

Tahun lalu, harga minyak naik sekitar 50%, didorong oleh pemulihan ekonomi global dari kemerosotan pandemi Covid-19 dan pengekangan produsen, bahkan ketika infeksi mencapai rekor tertinggi di seluruh dunia.

Pakar kesehatan AS memperingatkan warga di Negeri Paman Sam untuk bersiap menghadapi gangguan parah dalam beberapa minggu mendatang, dengan tingkat infeksi kemungkinan akan memburuk di tengah meningkatnya perjalanan liburan, perayaan Tahun Baru, dan pembukaan kembali sekolah setelah liburan musim dingin.

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Reuters, perkiraan harga untuk 2022 turun karena varian virus corona Omicron menimbulkan hambatan untuk memulihkan permintaan bahan bakar dan berisiko kelebihan pasokan karena produsen memompa lebih banyak minyak.

Sebuah survei terhadap 35 ekonom dan analis memperkirakan, rata-rata minyak mentah Brent berada di US$ 73,57 per barel pada tahun ini. Jumlah itu turun sekitar 2% dari konsensus pada bulan Noveber 2021 di US$ 75,33 per barel. Ini adalah penurunan pertama dalam perkiraan harga 2022 sejak jajak pendapat Agustus.

Baca Juga: Brent dan WTI Naik Lebih Dari 50%, Minyak Catat Kenaikan Tahunan Terbesar Sejak 2016

Di sisi lain, rata-rata harga minyak WTI diproyeksikan US$ 71,38 per barel pada 2022, dibandingkan konsensus bulan sebelumnya di US$ 73,31 per barel.

Perusahaan energi AS menambahkan rig minyak dan gas alam untuk rekor 17 bulan berturut-turut karena harga yang lebih tinggi memikat beberapa pengebor kembali ke sumur setelah penurunan permintaan yang didorong oleh virus corona tahun lalu.

Menurut laporan yang dikeluarkan Energy Information Administration (EIA), produksi minyak mentah AS naik menjadi 11,47 juta barel per hari pada Oktober, naik 6% dari bulan sebelumnya, karena produksi melonjak di Teluk Meksiko karena kawasan itu pulih dari badai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×