Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu (2/6) pagi. Pukul 07.00 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli 2021 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 67,91 per barel, naik 0,28% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 67,72 per barel.
Kenaikan harga minyak didorong oleh pernyataan OPEC + yang tetap berencana untuk menaikkan produksi bulanannya hingga Juli, meski belum memperjelas berapa besar kenaikan produksi yang akan dilakukan.
"Gambaran permintaan telah menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang jelas," kata Menteri Energi Arab Saudi Abdulaziz bin Salman seperti dikutip Bloomberg.
Kenaikan harga minyak juga didorong oleh kenaikan permintaan bensin di Amerika Serikat. Mengutip Reuters, layanan pelacakan GasBuddy mengatakan, permintaan bensin di AS pada Minggu lalu, bertepatan dengan akhir pekan perayaan Memorial Day melonjak 9,6% di atas rata-rata empat hari Minggu sebelumnya. Ini adalah permintaan hari Minggu tertinggi sejak musim panas 2019.
Baca Juga: Harga minyak mentah Brent tembus US$ 70, terangkat prospek permintaan musim panas
OPEC dan sekutunya, sepakat untuk melanjutkan pelonggaran pembatasan pasokan secara perlahan dalam pertemuan hari Selasa, menurut sumber OPEC.
"Kesepakatan dengan Iran sangat berubah-ubah tentang apakah itu akan dilakukan atau tidak, yang membuat pasar tegang," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.
OPEC+ pada April memutuskan untuk mengembalikan pasokan 2,1 juta barel per hari (bph) ke pasar dari Mei hingga Juli, mengantisipasi meningkatnya permintaan global meskipun tingginya jumlah kasus virus corona di India, konsumen minyak terbesar ketiga di dunia.
"Kecuali kecurangan meluas atau peningkatan baru dalam kasus virus corona global berkembang, resep sukses OPEC saat ini tampaknya mewakili rencana yang layak," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena,seperti dikutip Reuters.
Selanjutnya: Harga minyak: Brent mendekati US$ 70 per barel tersulut prospek pemintaan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News