kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga minyak kembali stabil di pagi ini karena pasar menunggu kejelasan OPEC+


Rabu, 07 Juli 2021 / 08:57 WIB
Harga minyak kembali stabil di pagi ini karena pasar menunggu kejelasan OPEC+
ILUSTRASI. harga minyak naik tipis di awal sesi setelah anjlok di sesi sebelumnya


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak stabil di awal perdagangan sesi Asia hari ini setelah anjlok pada sesi sebelumnya. Pelemahan harga minyak datang menyusul pembatalan pembicaraan di antara produsen OPEC+ yang meningkatkan prospek bahwa eksportir minyak mentah utama dunia akan memanfaatkan keran untuk mendapatkan pangsa pasar.

Rabu (7/7) pukul 09.35 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2021 naik 3 sen menjadi US$ 74,56 per barel. Pada Selasa (6/7), Brent merosot lebih dari 3%. 

Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2021 naik 7 sen ke US$ 73,44 per barel, setelah turun lebih dari 2% di sesi sebelumnya.

Sentimen bagi harga emas hitam ini masih datang dari pertemuan OPEC+ yang berakhir tanpa adanya kesepakatan tentang kebijakan pasokan di awal pekan ini. 

Perpecahan antara Arab Saudi, produsen OPEC terbesar, dan Uni Emirat Arab (UEA), yang menentang perpanjangan batasan pasokan yang dirancang untuk mendukung harga setelah penurunan permintaan akibat pandemi, adalah alasan utama di balik kegagalan diskusi.

Baca Juga: Harga minyak ambles, sentimen pembatalan kebijakan OPEC+ masih jadi fokus utama

"Ada kemungkinan pemberontakan OPEC+ yang dapat mengembalikan produksi yang tidak diatur ke pasar," kata Oil Markets Analyst Rystad Energy Louise Dickson dalam sebuah catatan.

Meskipun demikian, "pasar menjadi terlalu ketat bagi konsumen, terutama di AS, di mana harga minyak menjadi tidak nyaman bagi konsumen dan industri," tambah Dickson.

Sebelumnya, OPEC memilih untuk meningkatkan produksi sekitar 2 juta barel per hari mulai Agustus hingga Desember dan memperpanjang pengurangan produksi yang tersisa hingga akhir tahun depan. Tetapi opsi itu ditolak UEA.

Kegagalan pembicaraan awalnya mengirim harga minyak lebih tinggi dengan minyak AS mencapai level tertinggi sejak 2014.

Goldman Sachs mengatakan, kegagalan diskusi telah mengaburkan kebijakan produksi OPEC, meskipun bank tersebut mengulangi ekspektasinya bahwa Brent akan naik ke level US$ 80 per barel pada awal tahun depan.

Selanjutnya: Emas tergelincir ke US$ 1.795 per ons troi usai dolar rebound jelang risalah The Fed

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×