Reporter: Herlina KD | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kembali rebound pada awal perdagangan hari ini. Kamis (12/3) pukul 07.31 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2020 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 33,04 per barel, naik 0,18% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 32,98 er barel.
Kemarin, harga minyak melorot pasca Amerika Serikat memperkirakan produksi minyaknya akan lebih lambat pada tahun 2020 dan akan anjlok pada tahun 2021 setelah produsen AS memangkas rencana investasi lebih lanjut lantaran OPEC dan Rusia menolak untuk menurunkan produksi lebih dalam dan harga minyak jatuh.
Baca Juga: Harga minyak kembali jatuh 3%, Arab Saudi dan UEA bersiap genjot produksinya
Mengutip Reuters, Kamis (12/3) badan-badan internasional telah memperingatkan bahwa permintaan akan tumbuh lebih lambat akibat virus corona, dan Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan konsumsi minyak akan benar-benar turun pada tahun 2020.
Penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona telah dikategorikan sebagai pandemi dengan lebih dari 119.100 orang terinfeksi di seluruh dunia dan sekitar 4.300 orang meninggal.
Perang harga antara Arab Saudi dan Rusia menyebabkan harga minyak anjlok lebih dari 20% pekan ini.
Pada Senin, IEA memperkirakan penurunan permintaan minyak pertama kali secara tahunan sejak 2009 dan mengatakan wabah virus corona akan menyebabkan kontraksi sebesar 2,5 juta barel per hari pada kuartal I.
IEA juga memangkas perkiraan minyak tahun 2020 dan mengatakan permintaan minyak akan berkontraksi sekitar 90.000 barel per hari dari tahun 2019.
Penurunan tajam konsumsi memicu ekspektasi bahwa produsen minyak utama akan membatasi pasokan untuk menjaga harga tetap bertahan dan membatasi dampak dari virus. Tetapi Rusia menolak untuk mendukung pengurangan produksi minyak yang lebih dalam yang diminta oleh OPEC, dan sebagai gantinya kedua bekas sekutu mengatakan mereka akan meningkatkan produksi.
Pada hari Rabu, OPEC mengatakan mereka percaya permintaan dikontrak sekitar 1,8 juta barel per hari pada kuartal pertama, sebagian besar disebabkan oleh China, tempat virus corona dimulai.
Baca Juga: Perang harga minyak dan virus corona menekan harga CPO
EIA memproyeksikan harga minyak yang lebih rendah akan mengurangi aktivitas pengeboran tahun ini, menyebabkan produksi AS turun menjadi 12,7 juta barel per hari pada tahun 2021.
"Ini akan menjadi penurunan tahun-ke-tahun pertama dalam produksi sejak 2016," ujar Administrator EIA Linda Capuano setelah lembaga tersebut merilis prospek energi jangka pendeknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News