kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga minyak kembali jatuh 3%, Arab Saudi dan UEA bersiap genjot produksinya


Rabu, 11 Maret 2020 / 23:51 WIB
Harga minyak kembali jatuh 3%, Arab Saudi dan UEA bersiap genjot produksinya
ILUSTRASI. FILE PHOTO: Flames emerge from flare stacks at Nahr Bin Umar oilfield, north of Basra, Iraq, September 16, 2019. REUTERS/Essam Al-Sudani/File Photo


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah kembali jatuh pada perdagangan Rabu (11/3). Setelah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan rencana meningkatkan kapasitas produksinya di tengah ancaman permintaan minyak gara-gara virus corona.

Melansir Bloomberg pukul 23,28 WIB, minyak Brent pengiriman Mei 2020 jatuh 2,10% ke US$ 36,44 per barel dari sesi sebelumnya. Sedangkan, minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman April 2020 ke US$ 33,34 per barel atau jatuh 2,97%

Kementerian energi Saudi telah mendorong perusahaan minyak Saudi Aramco untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 13 juta dari 12 juta barel per hari (bph).

Baca Juga: Perang harga minyak dan virus corona menekan harga CPO

Sementara, perusahaan minyak nasional UEA ADNOC juga mengatakan akan meningkatkan pasokan minyak mentah menjadi lebih dari 4 juta barel per hari pada April dan mempercepat rencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 5 juta barel per hari, target yang sebelumnya direncanakan akan dicapai pada 2030.

"Strategi kejutan dan kekaguman Saudi menunjukkan kepada kita bahwa untuk membawa Rusia kembali ke meja perundingan, itu serius karena menyebabkan harga dan pendapatan yang menyakitkan bagi semua produsen minyak," kata analis UBS dalam sebuah catatan.

"Persediaan minyak yang lebih tinggi kemungkinan akan membebani harga selama beberapa bulan mendatang."

Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan rencana Arab Saudi untuk meningkatkan kapasitas produksi "mungkin bukan pilihan terbaik".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×