kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Harga Minyak Kembali Naik Akhir-Akhir Ini, Berikut Faktor Pendukungnya


Rabu, 10 Januari 2024 / 11:46 WIB
Harga Minyak Kembali Naik Akhir-Akhir Ini, Berikut Faktor Pendukungnya
ILUSTRASI. Harga minyak mentah kembali memperlihatkan kenaikan akhir-akhir ini.


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah kembali memperlihatkan kenaikan akhir-akhir ini. Rabu (10/1) pukul 11.42 WIB, harga minyak WTI kontrak Februari 2024 di New York Mercantile Exchange menguat 0,4% ke US$ 72,56 per barel. Sedangkan harga minyak Brent kontrak Maret 2024 di ICE Futures naik 0,36% ke US$ 77,87 per barel.

Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer menilai, ketidakpastian geopolitik dan kenaikan permintaan energi dari beberapa negara besar menjadi faktor pendorong dalam peningkatan harga minyak saat ini. Ia memprediksi, level support harga minyak saat ini berada di US$ 69,28 dengan resistance di US$ 74,24 per barel. 

Perbandingan antara kontrak minyak Brent dan minyak mentah WTI menunjukkan spread sebesar US$ 5,31 per barel sehingga menciptakan dinamika yang menarik di pasar minyak global.

Baca Juga: Harga Minyak Lanjut Menguat Rabu (10/1) Pagi Setelah Kemarin Melesat 2%

Andrew menekankan bahwa pergerakan harga minyak akhir-akhir ini mencerminkan sentimen pasar yang optimistis terhadap prospek industri minyak. "Namun, fluktuasi pasar selalu mungkin terjadi dan para investor harus tetap waspada terhadap perubahan kondisi pasar yang mendadak," ucap Andrew dalam riset, Rabu (10/1). 

Dia memprediksi, tren kenaikan harga minyak akan terus berlanjut tapi dengan stabilitas yang lebih tinggi. Hal ini seiring dampak pemotongan harga yang signifikan oleh Arab Saudi terhadap penjualan minyak.

Pemotongan harga besar-besaran yang dilakukan oleh Arab Saudi dapat menimbulkan kekhawatiran terkait permintaan yang masih lesu. Sebagai negara pengekspor minyak terbesar di dunia, tindakan Arab Saudi memangkas harga ekspor minyaknya ke Asia dan beberapa wilayah Eropa telah menurunkan harga ekspor Asia ke level terendah dalam 27 bulan terakhir.

Baca Juga: Harga CPO Turun pada Awal Tahun 2024, Simak Rekomendasi Saham Emiten Sawit

Andrew juga menyoroti data Reuters yang menunjukkan bahwa produksi minyak dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) meningkat secara tak terduga pada Desember 2023. Meskipun Arab Saudi dan Rusia melakukan pemangkasan produksi, peningkatan ini sebagian besar diimbangi oleh peningkatan produksi dari anggota lain OPEC+.

Pertentangan mengenai pemangkasan produksi juga mencuat, terutama dengan keluarnya Angola, anggota OPEC+, dari grup pada bulan Desember 2023. Hal ini menimbulkan keraguan mengenai sejauh mana kelompok ini dapat terus mendukung harga minyak. 

Dengan berbagai faktor tersebut, Andrew memprediksi bahwa harga minyak WTI akan tetap mengalami kenaikan namun dengan tingkat stabilitas yang lebih tinggi, mengingat kondisi pasar global dan dinamika geopolitik yang mempengaruhi industri minyak saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×