kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Harga minyak kembali memanas


Rabu, 08 Mei 2019 / 22:19 WIB
Harga minyak kembali memanas


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat loyo, harga minyak kembali menguat di perdagangan. Gejolak politik di Iran dan kapasitas produksi jadi sentimen yang mempengaruhi harga minyak kini.

Mengutip Bloomberg, pukul 21.30 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juni 2019 berada di level 61,60 per barel. Angka ini naik 0,32% dari harga kemarin US$ 61,40 per barel. Namun dalam sepekan harga minyak tergerus 3,14%.

Analis PT Central Capital Futures, Wahyu Tri Laksono mengatakan penguatan harga minyak kini dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya memanasnya kondisi geopolitik di Iran beberapa hari lalu.

Dia menyebut harga minyak naik karena adanya ketegangan Amerika Serikat dan Iran terkait larangan atau sanksi AS ke pembeli minyak Iran. Hanya saja, Iran mengerahkan seluruh sumber dayanya untuk menjual minyak di pasar abu-abu, pasca pemberlakuan sanksi Amerika Serikat yang dianggap tidak sah.

Sehingga Gedung Putih mengumumkan mengakhiri keringanan yang memungkinkan delapan negara yang membeli minyak ke Iran.

"Di samping itu pemangkasan produksi minyak oleh negara-negara produsen minyak juga menguatkan atau memanaskan harga minyak," ujar Wahyu kepada Kontan.co.id, Rabu (8/5).

Selanjutnya, ketegangan antara Presiden Trump dan Xi Jinping bisa menjadi masalah baru bagi harga minyak. Pasalnya China menjadi negara ekspor sekaligus impor terbesar. Wahyu bilang dengan ketegangan yang ada bisa mengancam harga minyak dunia.

Pada Kamis (9/5) besok, Wahyu memperkirakan harga minyak bergerak di rentang US$ 60,80 sampai US$ 62,40 per barel. Sementara sepekan bergerak di kisaran US$ 58,00 sampai US$ 66,00 per barel. Dia pun merekomendasikan buy on weakness.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×