kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

Harga minyak gagal menahan tekanan turun


Selasa, 23 Juli 2019 / 07:25 WIB
Harga minyak gagal menahan tekanan turun


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun tipis setelah menguat di awal pekan ini. Selasa (23/7) pukul 7.10 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman September 2019 berada di US$ 56,08 per barel, turun 0,25% jika dibandingkan dengan harga kemarin.

Harga minyak WTI kemarin menguat 0,82% akibat kenaikan tensi Timur Tengah. Hal serupa tampak pada perdagangan minyak brent yang kemarin menguat 1,26%.

Pagi ini, harga minyak brent untuk pengiriman September 2019 di ICE Futures turun 0,11% ke US$ 63,19 per barel. 

Dampak tensi Timur Tengah yang naik akibat penangkapan kapal oleh Inggris dan Iran tidak mampu bertahan lama. Outlook permintaan minyak global yang melemah lebih menjadi perhatian para pelaku pasar pada saat ini.

Sanksi Amerika Serikat (AS) atas Iran dan Venezuela memang telah menurunkan pasokan sehingga berpotensi mengangkat harga. Apalagi OPEC+ memperpanjang pemangkasan produksi hingga Maret tahun depan.

Janelle Matharoo dari InsideOut Advisors mengatakan bahwa kabar bullish bagi minyak ini tidak mampu menggeser harga minyak dari tren mendatar. "Sekitar 15 tahun lalu, kabar seperti ini akan mendongkrak harga sekitar US$ 20 hingga US$ 30 per barel," kata dia kepada Reuters.

Hedge fund dan investor lebih bearish karena melihat permintaan yang lebih rendah daripada antisipasi. Masih ada juga lonjakan produksi minyak di AS. Baru-baru ini, International Energy Agency memangkas prediksi permintaan minyak global tahun ini dan tahun depan.

Lembaga yang berpusat di Prancis ini mengungkapkan akan memangkas prediksi lagi jika ekonomi global, terutama China menunjukkan tanda-tanda pelemahan lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×