Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia turun pada Rabu (18/9) setelah dua sesi kenaikan, menyusul laporan industri yang menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah dan bahan bakar di Amerika Serikat (AS).
Peningkatan ini mengimbangi ketegangan yang meningkat di Timur Tengah serta potensi dampak positif dari pemotongan suku bunga AS.
Melansir Reuters, harga minyak Brent untuk pengiriman November turun 67 sen atau 0,91% menjadi US$73,03 per barel pada 1308 GMT.
Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun 72 sen atau 1,01% menjadi US$70,47 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Jelang Keputusan The Fed Rabu (18/9), WTI ke US$70,24
Persediaan minyak mentah AS naik sebesar 1,96 juta barel pada pekan yang berakhir 13 September, menurut sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute (API) pada Selasa (17/9). Persediaan bensin dan distilat juga mengalami peningkatan.
"Minyak mentah diperdagangkan lebih lemah setelah laporan peningkatan mingguan persediaan minyak dan bahan bakar AS oleh API, yang menyeimbangkan ketegangan berkelanjutan di Timur Tengah," kata Ole Hansen dari Saxo Bank kepada Reuters.
Brent telah mengalami pemulihan sejak turun di bawah US$70 pada 10 September, level terendah sejak Desember 2021.
Namun, harga Brent menghadapi resistansi di sekitar US$75 karena lemahnya margin kilang global yang menunjukkan permintaan yang lesu, tambahnya.
Baca Juga: The Fed akan Memangkas Suku Bunga untuk Pertama Kalinya dalam 4 Tahun Terakhir
"Akhir dari puncak permintaan musim panas dan perubahan sentimen pedagang yang negatif telah berkontribusi pada penurunan harga, meskipun potensi konflik di Timur Tengah masih menimbulkan risiko gangguan pasokan," kata Mazen Salhab, Kepala Strategi Pasar MENA di BDSwiss.
The Fed diharapkan akan mengumumkan pemotongan suku bunga pertama dalam lebih dari empat tahun pada pukul 1800 GMT, dengan pasar memperkirakan peluang sebesar 63% untuk pengurangan sebesar 50 basis poin.
"Ketidakpastian mengenai besarnya kemungkinan pemotongan suku bunga oleh The Fed hari ini mungkin juga membuat investor berhati-hati," kata analis UBS Giovanni Staunovo.
Minyak mendapat dukungan dari risiko meningkatnya kekerasan di Timur Tengah yang dapat mengganggu pasokan, setelah Hezbollah menuduh Israel menyerang kelompok militan tersebut dengan alat peledak di Lebanon.
Baca Juga: Harga Minyak Stabil, Fokus Investor Tertuju Pada Keputusan The Fed
Hezbollah berjanji akan membalas Israel, sementara militer Israel menolak berkomentar tentang insiden tersebut.
Setelah laporan API pada Selasa, data resmi terbaru dari Administrasi Informasi Energi AS diperkirakan akan dirilis pada pukul 1430 GMT.
Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan persediaan minyak mentah AS turun sekitar 500.000 barel, sementara stok distilat dan bensin meningkat sedikit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News