Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Sembilan bulan pertama 2019, PT Elnusa Tbk (ELSA) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 5,91 triliun dengan torehan laba bersih sebesar Rp 238,26 miliar atau naik 7,90% secara tahunan.
Head of Corporate Communication Elnusa, Wahyu Irfan, mengatakan estimasi pendapatan Elnusa tahun 2019 mencapai Rp 8,3 triliun atau naik sekitar 26% dibandingkan realisasi pendapatan pada akhir 2018 yang sebesar Rp 6,6 triliun.
Baca Juga: WIKA targetkan kontrak baru dari luar negeri capai Rp 5,7 triliun di tahun ini
Meski demikian, kinerja saham ELSA tidak semanis kinerja fundamentalnya. Melansir dari RTI Business, secara year-to-date saham ELSA telah terkoreksi 4,58%. Bahkan pada perdagangan hari ini (22/1), saham ELSA terkoreksi 1,35% ke level Rp 292 per saham. Ini merupakan level terendah saham ELSA sejak perdagangan perdana tahun ini.
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, pelemahan saham ELSA sejalan dengan pergerakan harga minyak dunia saat ini. Ia mengatakan, saat ini harga minyak dunia kembali melemah akibat dampak pasokan minyak yang dinilai kembali meningkat.
“Berita terbaru mengatakan harga minyak mentah dunia memperpanjang tren pelemahan pada perdagangan Rabu (22/1) kembali lebih rendah saat investor masih memantau dampak krisis di Libya,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Rabu (22/1).
Baca Juga: Elnusa (ELSA) targetkan pendapatan tembus Rp 9 triliun di 2020
Sebelumnya, dua kilang minyak di Libya terhenti karena adanya blokade militer. Namun, hal ini diiringi oleh peningkatan pasokan oleh produsen lain. Harga minyak mentah dunia pun kembali melemah.
“Jadi untuk saham ELSA sendiri akan kembali melemah seiring melemahnya komoditas minyak. Untuk sekarang wait and see terlebih dahulu sambil memantau perkembangan dampak sentimen negatif tersebut,” lanjutnya.
Dari aspek teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai pelemahan saham ELSA terjadi akibat saham ini masih dalam fase downtrend. Namun, ia melihat pelemahan saham ELSA saat ini sudah mulai terbatas dan sudah mencapai support terdekatnya di level Rp.290.
“Dimungkinkan dalam beberapa waktu ke depan ELSA bisa berbalik menguat, dengan catatan tidak terkoreksi melebihi Rp 270 per saham,” ujar Herditya, Rabu (22/1).
Baca Juga: Ini strategi dan fokus Elnusa (ELSA) untuk tahun ini
Setali tiga uang, Herditya pun merekomendasikan investor untuk wait and see saham ELSA. Salah satu sebab lainnya adalah volume jual (net sell) yang terjadi di saham ini masih mendominasi.
Pada perdagangan hari ini, investor asing menjual saham ELSA hingga mencatatkan net sell sebesar Rp 129,46 juta di semua pasar. Jika diakumulasikan, nilai saham ELSA yang telah diobral oleh investor asing mencapai Rp 2,29 miliar selama sebulan ke belakang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News