Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik pada hari Rabu (2/10). Menyusul kekhawatiran bahwa konflik di Timur Tengah dapat berkembang menjadi perang yang lebih luas dan mengganggu pasokan minyak dari kawasan penghasil utama, setelah Iran menembakkan rudal balistik ke Israel.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 83 sen, atau 1,13%, menjadi US$74,39 per barel.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 88 sen, atau 1,26%, menjadi US$70,71 pada pukul 0029 GMT, meskipun sedikit turun setelah melonjak lebih dari $1 sebelumnya dalam sesi tersebut.
Baca Juga: Iran Serang Tel Aviv dan Yerusalem, Intelijen Israel Kecolongan
Selama perdagangan pada hari Selasa (1/10), kedua patokan minyak mentah tersebut melonjak lebih dari 5%.
Iran dilaporkan telah menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel pada hari Selasa, sebagai balasan atas kampanye Israel terhadap sekutu Hezbollah Teheran di Lebanon.
Iran, yang merupakan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), adalah produsen minyak utama di kawasan tersebut.
"Keterlibatan langsung Iran, sebagai anggota OPEC, meningkatkan kemungkinan gangguan pasokan minyak," ujar ANZ Research dalam catatannya, merujuk pada konflik tersebut.
Produksi minyak Iran mencapai puncak enam tahun tertinggi yaitu 3,7 juta barel per hari pada bulan Agustus, tambah ANZ.
Baca Juga: Bursa Asia Memerah di Tengah Ketegangan Timur Tengah Rabu (2/10), Nikkei Turun 1,4%
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berjanji bahwa Iran akan membayar atas serangan rudalnya terhadap Israel.
Sedangkan Teheran mengatakan bahwa setiap balasan akan dihadapi dengan "kerusakan besar," yang meningkatkan ketakutan akan perang yang lebih luas.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan, dukungan penuh AS terhadap Israel, sekutu lamanya, dan Dewan Keamanan PBB mengagendakan pertemuan tentang Timur Tengah pada hari Rabu.
"Eskalasai besar oleh Iran berisiko membawa AS ke dalam perang," kata Capital Economics dalam catatannya.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah WTI Naik Lebih dari US$1 Setelah Iran Serang Israel
"Iran menyumbang sekitar 4% dari total produksi minyak global, tetapi pertimbangan penting adalah apakah Arab Saudi akan meningkatkan produksi jika pasokan Iran terganggu."
Panel menteri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, akan bertemu pada hari Rabu untuk meninjau pasar, dengan tidak ada perubahan kebijakan yang diharapkan.
Mulai bulan Desember, OPEC+, yang mencakup Rusia, direncanakan untuk meningkatkan produksi sebesar 180.000 barel per hari (bpd) setiap bulan.
"Setiap saran bahwa peningkatan produksi akan dilanjutkan dapat mengimbangi kekhawatiran tentang gangguan pasokan di Timur Tengah," kata catatan ANZ.
Data persediaan minyak AS menunjukkan hasil yang campur aduk: persediaan minyak mentah dan distilat turun minggu lalu, sementara persediaan bensin meningkat, menurut sumber pasar yang mengutip data dari American Petroleum Institute pada hari Selasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News