Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperkirakan berlanjut hingga akhir Maret ini. Belum ada katalis positif yang mampu menyokong harga, sehingga pergerakannya masih berada di area konsolidasi.
“Sekarang ini minyak mentah sedang dalam periode penyesuaian harga,” kata Nizar Hilmy, analis PT Global Kapital Investama Berjangka kepada Kontan.co.id, Rabu.
Salah satu penentunya adalah rilis data persediaan minyak AS. Energy Information and Administration (EIA) pada Rabu (28/3) malam akan melaporkan data stok di AS. Per pekan yang berakhir 23 Maret, persediaan minyak AS diprediksikan naik 500.000 barel. Padahal pada periode sebelumnya persediaan turun 2,3 juta barel. Kalau sesuai ekspektasi, harga minyak akan semakin tertekan.
Namun, Nizar meyakini koreksi harga tidak akan berlangsung lama. Harga akan kembali menguat karena masih banyak katalis positif yang melingkupi seperti rencana kesepakatan pemangkasan Arab Saudi dan Rusia untuk jangka panjang dan ketegangan di Timur Tengah. Dalam perhitungannya pada akhir kuartal I harga akan ditutup pada level US$ 62,50 per barel.
“Setelah itu di kuartal II harga bisa kembali menguat,” ujarnya.
Sementara, Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoint Futures cenderung pesimistis harga minyak WTI akan kembali bullish. Menurutnya, masih belum ada katalis positif yang bisa menguatkan harga. Apalagi yang selama ini terjadi ketika OPEC memperpanjang pemangkasan, maka AS justru menaikkan aktivitas pengeborannya.
“Wacana OPEC untuk memperpanjang pemangkasan sampai tahun 2019 justru memberi kesempatan AS untuk terus memompa,” paparnya.
Ia memperkirakan sampai kuartal II-2018, harga minyak WTI masih berada dalam fase konsolidasi dengan area pergerakan di kisaran US$ 60-US$ 66 per barel. Ketegangan di Timur Tengah dan kegaduhan politik pemerintahan Presiden Trump memang bisa membawa minyak menguat, tetapi kenaikan produksi minyak AS masih tetap membayangi.
Meski begitu, menurutnya, kejatuhan harga yang terjadi beberapa hari belakangan masih sulit menembus ke bawah level US$ 60 per barel. Pada akhir kuartal I 2018, Deddy juga memperkirakan minyak mentah akan berada di kisaran US$ 62 per barel.
Mengutip Bloomberg, Rabu (28/3) pukul 16.30 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Mei 2018 di Nymex turun 0,95% ke level US$ 64,63 per barel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News