kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Minyak Brent Kembali ke Atas US$ 90 per Barel, Pertama Kali Dalam 2 Pekan


Selasa, 04 Oktober 2022 / 19:04 WIB
Harga Minyak Brent Kembali ke Atas US$ 90 per Barel, Pertama Kali Dalam 2 Pekan
ILUSTRASI. Harga minyak Brent kontrak Desember 2022 di ICE Futures menguat 1,61% ke US$ 90,29 per barel.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak menguat jelang pertemuan OPEC+. Selasa (4/10) pukul 18.45 WIB, harga minyak WTI kontrak November 2022 di Nymex menguat 1,34% ke US$ 84,75 per barel. Ini adalah kenaikan harga minyak WTI dalam dua hari perdagangan sejak kemarin. 

Sedangkan harga minyak Brent kontrak Desember 2022 di ICE Futures menguat 1,61% ke US$ 90,29 per barel, juga menguat dua hari beruntun. Harga minyak acuan internasional ini kembali bergerak di atas level US$ 90 per barel untuk pertama kalinya dalam dua pekan terakhir.

Harga minyak naik di tengah ekspektasi bahwa OPEC+ mungkin menyetujui pengurangan besar produksi minyak mentah dalam pertemuannya pekan ini. Sementara permintaan yang kuat dan sanksi yang akan datang terhadap minyak Rusia juga mendukung kenaikan harga.

Baca Juga: Meski Harga BBM Naik, Masyarakat Malah Makin Rajin Beli Bensin

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC+, diperkirakan akan memangkas produksi lebih dari 1 juta barel per hari (bph) pada pertemuan langsung pertama mereka sejak 2020 pada hari Rabu, menurut sumber OPEC.

Pemotongan sukarela oleh masing-masing anggota OPEC+ dapat terjadi lebih dari prediksi. Jika benar, pemangkasan ini akan menjadi pemangkasan produksi terbesar sejak dimulainya pandemi Covid-19.

"Kami memperkirakan pemotongan substansial akan dilakukan, yang tidak hanya akan membantu memperketat fundamental fisik, tetapi mengirimkan sinyal penting ke pasar," kata Fitch Solutions dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters.

Baca Juga: Dampak Kenaikan Harga BBM Masih akan Berlanjut Hingga Akhir 2022

Menteri perminyakan Kuwait mengatakan OPEC+ akan membuat keputusan yang tepat untuk menjamin pasokan energi dan untuk melayani kepentingan produsen dan konsumen.

"Meskipun segala sesuatu terjadi dengan perang di Ukraina, OPEC+ tidak pernah sekuat ini dan mereka akan melakukan apa pun untuk memastikan harga didukung di sini," kata Edward Moya, seorang analis senior OANDA.

OPEC+ telah meningkatkan produksi tahun ini setelah rekor pemangkasan terjadi pada tahun 2020 ketika pandemi menekan permintaan. Tapi dalam beberapa bulan terakhir, OPEC+ gagal memenuhi peningkatan produksi yang direncanakan.

Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Melonjak 4%, OPEC+ Berniat Pangkas Produksi Terbesar Sejak 2020

Sementara itu, seorang pejabat senior perbendaharaan AS mengatakan sanksi G7 terhadap Rusia akan dilaksanakan dalam tiga fase. Pertama menargetkan minyak Rusia, kedua diesel, dan ketiga produk bernilai lebih rendah seperti nafta. Sanksi dari G7 dan Uni Eropa, yang memilih larangan dua fase, akan dimulai pada 5 Desember.

UBS mengatakan ada beberapa faktor bullish yang dapat mengirim harga minyak mentah lebih tinggi hingga akhir tahun. Sejumlah faktor bullish ini adalah pemulihan permintaan China, pengurangan pasokan lebih lanjut OPEC+, berakhirnya pengucuran minyak dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS, dan larangan Uni Eropa pada ekspor minyak mentah Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×